Mohon tunggu...
Edy Supriatna Syafei
Edy Supriatna Syafei Mohon Tunggu... Jurnalis - Penulis

Tukang Tulis

Selanjutnya

Tutup

Otomotif Pilihan

Ini Solusi Mengapa Pemudik Tinggalkan Angkutan Bus

12 Juni 2019   09:00 Diperbarui: 12 Juni 2019   09:08 179
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Penumpang tertib menggunakan eskalator. Foto | Dokpri

Kata kunci menarik minat pemudik mau menggunakan bus sangat sederhana. Yaitu, berikan kenyamanan dan kemanan, maka animonya dipastikan meningkat.

Pejalan kaki nyaman. Bus tertib parkirnya. Foto | Dokpri
Pejalan kaki nyaman. Bus tertib parkirnya. Foto | Dokpri

Sisi lain di Terminal Kampung Rambutan. Foto | Dokpri
Sisi lain di Terminal Kampung Rambutan. Foto | Dokpri

Seorang pejabat yang cerdas dari suatu kementerian sering mengunjungi toilet sebelum meresmikan bangunan kantor atau terminal bus.

Apakah pejabat bersangkutan ke toilet untuk membuang air kecil atau sekedar berpura-pura, kita tidak tahu. Tapi yang jelas terkandung maksud pejabat bersangkuan ingin mengukur seberapa serius penanganan kebersihan di tempat itu.

Hal ini menjadi penting karena keindahan atau kebersihan lingkungan kantor, termasuk di lingkungan pelayanan publik, dapat tercermin dari pengelolaan toiletnya.

Di toilet itulah tercermin perilaku kebersihan warganya. Jika toilet tak terurus dan baunya ke luar dengan disaksikan warga menutup hidung, bisa disimpulkan soal kebersihan tak diperhatian.

Jika kita tarik penanganan toilet di sejumlah terminal bus di Jakarta, wuih sungguh memprihatinkan. Kunci pintu rusak, air kran macet, kadang kita menjumpai kotoran tak dibersihkan oleh penggunanya. Semua itu, tak perlu banyak disebutkan lagi, sudah jadi pemandangan keseharian. Lihat Terminal Kampung Rambutan, Kalideres dan Pinang Ranti. Hmmm.

Kalaupun ada toilet berbayar di luar terminal, kadang penjaga toilet minta bayaran melebihi batas dari kewajaran.

Bila diamati sekeliling terminal, sampah berserakan di berbagai tempat. Kalaupun ada petugas kebersihan, kerjanya setengah hati karena yang membuang sampah sembarang lebih galak dari petugas. Pedagang liar pun semaunya. Kepala Terminal seolah dibuat tak berdaya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun