Mohon tunggu...
Edy Supriatna Syafei
Edy Supriatna Syafei Mohon Tunggu... Jurnalis - Penulis

Tukang Tulis

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Pasca Debat Pilpres II, Ributnya Mengarah ke "Kambing Hitam"

19 Februari 2019   22:54 Diperbarui: 19 Februari 2019   23:39 769
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kembali kepada pokok soal pasca-debat Pilpres II, Joko Widodo dianggap berbohong soal data yang dikemukakan pada debat antara Paslon Presiden 01 Joko Widodo dan Ma'ruf Amin -- Prabowo Subianto dan Sandiaga S Uno, Minggu malam (17/2/2019).

Jokowi dianggap membohongi publik saat menyampaikan paparannya dalam debat kandidat Pilpres 2019 kedua di Hotel Sultan.  Adalah kuasa hukum Koalisi Masyarakat Anti Hoaks, Eggi Sudjana yang melaporkan hal itu kepada Bawaslu. Ia menjelaskan, Jokowi melanggar Pasal 317, pasal 14 dan 15 UU No 1/1946 dan Pasal 421 KUHP tentang pembohongan publik.

Sebelumnya Jokowi juga dilaporkan karena menyerang pribadi Prabowo lantaran mengungkap pemilikan tanah yang demikian luas saat debat.

Calon presiden nomor urut 01 Joko Widodo dilaporkan ke Bawaslu atas tuduhan pelanggaran pemilu, karena menyerang pribadi capres Prabowo Subianto saat debat kedua pilpres, Minggu (17/2/2019).

Anggota  Tim Advokat Indonesia Bergerak (TAIB)  Djamaluddin Koedoeboen, di kantor Bawaslu, Jakarta Pusat, Senin (18/2/2019) mengatakan, kebohongan capres 01 ini lebih kepada menyampaikan bahwa Prabowo Subianto mempunyai atau punya lahan atau kepemilikan tanah seluas 2.200 hektar di Kalimantan Timur dan 120.000 hektar lagi di Aceh Tengah.

"Itu adalah sebuah statement yang menyerang personal secara pribadi," katanya.


Esensinya, pernyataan Jokowi berbohong atau tidak ketika debat pilpres, sampai saat ini masih terus bergulir pemberitaannya di media massa dan media sosial. Bawaslu selaku wasit belum mengeluarkan pernyataan.

Menariknya, pada akhir debat itu hingga kini di akar rumput, muncul suasana ribut dan ribet. Suasananya pun riuh lantaran tampilnya para pencari panggung dengan tujuan: mencari muka, takut kehilangan 'kue' bila tak berpartisipasi, atau sekadar unjuk diri bahwa yang bersangkutan masih memiliki kapasitas dan pantas. Ada di antaranya asyik selalu mengulang-ulang pernyataan seperti sebelum dilakukan debat.

**

Di antara sekian banyak pengamat politik, penulis tertarik dengan pernyataan Ray Rangkuti. Ia menyakini bahwa Jokowi saat debat tidak sedang menyerang personal rivalnya,  Prabowo Subianto terkait penguasaan lahan yang kemudian diributkan.

"Tentu saja pernyataan itu tidak dapat dikategorikan sebagai serangan terhadap personal."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun