Masih percaya di zaman 'now' kerja Humas kementerian membikin kliping, menggunting-gunting Koran yang terbit hari itu. Tragisnya, pekerjaan itu dilakukan oleh seorang pegawai negeri sipil atau aparatur negeri sipil golongan IV.
Kok pegawai yang dibayar mahal, golongan atau pangkatnya terhitung tinggi, kerjanya cuma bikin kliping Koran. Masih ada yang membingungkan penulis, staf Humas -- masih di lingkungan kementerian itu -- tidak memiliki akun e-mail dan tidak bisa mengoperasikan komputer. Wuih kerjanya seperti di zaman 'kuda gigit besi'.
Ada juga petugas Humas tidak bisa menyimpan dokumen seperti foto di komputer. Pandainya si staf Humas yang satu itu hanya memotret. Cepret-cepret. Ia tidak tahu komposisi gambar bagaimana, menarik atau tidak. Itu, bagi si photografernya, dianggap tidak penting. Terpenting, wajah si bapak pejabat nongol. Untuk menyerahkan hasil jepretannya, sang photographer menyerahkan disket kepada staf lainnya.
Tetapi soal etos kerja, para staf Humas itu tergolong rajin. Sebelum Pukul 07.00 Wib, mereka sudah nongkrong di kantor dan siap menerima arahan dari atasannya. Mereka itu tergolong sangat tepat waktu. Dan saking rajinnya, soal pekerjaan model 'kuda gigit besi' mereka kerjakan. Antara lain, menyapu ruangan meski di situ ada petugas khusus kebersihan yang dikontrak pihak kantor.
Sayangnya, jika ditanyai isi kliping Koran, para petugas itu hanya tahu judul-judul beritanya saja. Tentang arah pemberitaan, sebagaimana yang dilakukan para analis berita, para petugas Humas itu sangat tidak paham.
Pokoknya, datang Koran di pagi hari. Lalu, mereka buka cepat. Cari judulnya, terutama yang berkaitan isinya dengan kementerian bersangkutan.
Pertanyaannya, kliping Koran itu untuk siapa. Pejabat atau menterikah?
Baca juga: Â Menyoal Peran Humas Kementerian Agama
Rasanya, di jaman 'now' sangat mubazir. Pejabat atau menteri tak bakal baca tuh kliping. Kalaupun kliping Koran itu dibikinkan CD sekalipun, yang dilakukan setiap hari, rasanya tetap saja pejabat tidak punya waktu untuk membacanya.
Yang diperlukan seorang pejabat di zaman 'now' tentang peran Humas adalah memberi masukan. Isu apa yang beredar saat itu dan berita apa saja yang perlu ditindaklanjuti.
Menyaksikan 'lemahnya' peran Humas di kementerian, sungguh tepat apabila kehumasan kementerian dan lembaga disebut-sebut masih memakai pola lama. Padahal ini eranya media sosial. Butuh mereka yang memahami itu, membuat framing, membangun konten dan sebagainya.