Mohon tunggu...
Edy Supriatna Syafei
Edy Supriatna Syafei Mohon Tunggu... Jurnalis - Penulis

Tukang Tulis

Selanjutnya

Tutup

Kurma Artikel Utama

Hasil Sidang Isbat Tak Mutlak Diikuti

16 Mei 2018   00:42 Diperbarui: 16 Mei 2018   08:19 2579
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pengumuman hasil sidang Isbat. Foto | Kemenag

Rutin, tiap tahun masyarakat Islam menanti hasil sidang isbat. Seberapa penting hasil sidang itu bagi umat Muslim? Kita pun tahu, sidang rutin tahunan menjelang Ramadan dan Lebaran (Idul Fitri) itu digelar di Gedung Kementerian Agama (Kemenag). Padahal, di sisi lain, umat Muslim dari seluruh Tanah Air tidak mutlak harus mengikuti keputusan sidang tersebut. Lagi pula, tidak ada sanksi, kok?

Pada sidang isbat 1 Ramadan 1439H/2018M, pemerintah menetapkan awal Ramadan jatuh pada hari Kamis, 17 Mei 2018. Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin, seusai memimpin sidang isbat, di Kantor Kementerian Agama Jalan MH Thamrin No. 6, Jakarta, Selasa (15/5), menyebut, sidang Isbat tersebut menyepakati untuk mengistikmalkan (menyempurnakan) bulan Sya'ban menjadi 30 hari sehingga tanggal 1 Ramadan 1439H jatuh pada hari Kamis tanggal 17 Mei 2018.

Tempat pengamatan hilal. Foto | Dokpri
Tempat pengamatan hilal. Foto | Dokpri
Mencoba teropog canggih, lihat hilal. Foto | Dokpri
Mencoba teropog canggih, lihat hilal. Foto | Dokpri
"Selamat memasuki bulan Ramadan, mudah-mudahan kualitas puasa dan ibadah kita di bulan suci ini semakin meningkat, tidak hanya ibadah mahdhoh juga ibadah sosial kita, sehingga kehadiran kita memberi kemaslahatan bagi kita semua," ujar Menag.

Sebelumnya, Direktur Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syariah (Urais Binsyar) Juraidi dalam laporan hasil rukyat awal Ramadan menyampaikan, ketinggian hilal di seluruh Indonesia di bawah ufuk dan laporan petugas dari 31 titik rukyat menyatakan tidak melihat hilal.

Beberapa hari sebelum sidang isbat digelar, Pimpinan Pusat Muhammadiyah (PP Muhammadiyah) secara resmi menggumumkan awal Ramadan tahun ini akan jatuh pada tanggal 17 Mei 2018, dalam kalendar Hijriah jatuh pada Ramadan 1439 Hijriyah. Perhitungan berdasarkan hitungan Hisab sebagaimana lazim dilakukan Ormas Islam terbesar itu.

1 Ramadan jatuh pada Kamis Pahing, 17 Mei 2018 dan 1 Syawal pada Jumat Legi, 15 Juni 2018 M. Sementara itu Nahdlatul Ulama belum menenetapkan, karena - seperti tahun-tahun sebelumnya - akan ikut keputusan pemerintah berdasarkan sidang isbat.

Tim pengamat hilal. Foto | Dokpri
Tim pengamat hilal. Foto | Dokpri
Kesibukan di pos pemantau hilal. Foto | Dokpri
Kesibukan di pos pemantau hilal. Foto | Dokpri
Karena itu sidang isbat, yang diikuti berbagai Ormas Islam, terasa penting. Sebab, ada pengikut ormas tertentu, seperti NU dan lainnya, selalu untuk melaksanakan ibadah awal puasa berdasarkan keputusan sidang isbat. Meski sudah ada keputusan dari salah satu ormas, seperti Muhammadiyah, yang menetapkan awal Ramadan.

Baca juga : Bulan "Nongol", Hore Puasa Sekarang Bareng!

Kebetulan sekali hasil sidang isbat dan keputusan Muhammadiyah tahun ini sama. Bagaimana jika keputusan itu berbeda, tentu umat sudah saling memahami bahwa perbedaan itu terletak pada metode yang digunakan. Muhammadiyah selalu berpegang pada hitungan hisab dan NU dengan menggunakan hitungan rukyat.

Sidang isbat sebagai penetapan awal Ramadan dan awal Syawal selalu mengundang seluruh organisasi kemasyarakatan (Ormas) Islam. Selama sidang berlangsung, antarpengurus ormas Islam mengeluarkan argumentasi dalam forum. Kadang dalam forum tersebut terjadi perdebatan tajam untuk menguatkan argumentasinya masing-masing.

Kini jalannya debat tidak disiarkan langsung. Tentu saja semua pihak menghormati hasil sidang isbat, namun tidak juga dipaksakan. Indonesia bukan negara agama seperti Arab Saudi. Jadi Pemerintah tidak bisa memaksakan kehendaknya. Berbeda itu wajar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun