Mohon tunggu...
Edy Supriatna Syafei
Edy Supriatna Syafei Mohon Tunggu... Jurnalis - Penulis

Tukang Tulis

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Bulan “Nongol”, Hore Puasa Sekarang Bareng!

5 Juni 2016   07:55 Diperbarui: 7 Juni 2016   04:59 253
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Nahdlatul Ulama (NU), seperti juga tahun-tahun sebelumnya, akan ikut hasil keputusan sidang isbat. Juga ormas lainnya.

Berikut beberapa Ormas Islam, yaitu Al-Irsyad, Al Washliyah, Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia (DDII), Dewan Masjid Indonesia (DMI), Forum Umat Islam (FUI), Front Pembela Islam (FPI),Forum Dakwah Islam Indonesia (FDII), Harakah Sunniyah Untuk Masyarakat Islami (Hasmi), Hidayatullah, Hizbut Tahrir Indonesia (HTI), Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI), Ikatan Da'i Indonesia (Ikadi).

Ormas Islam lainnya, Lembaga Dakwah Kemuliaan Islam (LDKI), Majelis Intelektual dan Ulama Muda Indonesia (MIUMI), Majelis Az Zikra, Majelis Dakwah Islamiyah, Majelis Tafsir Al-Quran (MTA),  Mathla'ul Anwar, Nahdlatul Wathan (NW), Pemuda Muslimin Indonesia, Persatuan Islam (Persis), Persatuan Islam Tionghoa Indonesia (PITI), Persatuan Tarbiyah Islamiyah (Perti), Wahdah Islamiyah.

Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin mengumumkan awal Ramadan jatuh pada Senin, 6 Juni 2016, seusai sidang isbat
Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin mengumumkan awal Ramadan jatuh pada Senin, 6 Juni 2016, seusai sidang isbat
Judul tulisan ini tidak dimaksudkan untuk mendahului keputusan sidang isbat. Namun dari pembicaraan warung kopi, peserta sidang isbat akan sepakat bahwa awal Ramadan jatuh pada 6 Juni 2016. Artinya, dari hasil pemantauan hilal dari 33 titik – bisa lebih – diperkirakan akan melihat hilal. Perhitungan astronomis, yang dilakukan Ormas Muhammadiyah akan sama dengan keputusan peserta sidang isbat.

Tentu saja, hal ini patut disambut gembira. Sebab, sudah lama Kementerian Agama menantikan penetapan awal Ramadan atau awal bulan Qamariyah (Hijriyah) dapat ditemui terobosan baru dan diakui semua pihak, tanpa dikotomi dan diskriminasi.

Dalam penentuan awal bulan Qamariyah, baik di Indonesia maupun di beberapa Negara Islam, kerap kali terjadi perbedaan. Dampaknya, masyarakat bawah yang butuh kepastian, rentan bergesekan.

Perbedaan terjadi karena banyaknya sistem hisab yang berkembang di masyarakat dan kriteria-kriteria yang digunakan. Di samping juga sisi sosial astronomis maupun sosial agama yang mengiringi penetapan tersebut.

Sesungguhnya menentukan awal bulan Qamariyah menjadi tugas dan kewajiban kementerian itu. Sejak 1962, atas nama Pemerintah, Kemenag melakukan Sidang Isbat (penetapan) awal bulan Ramadhan.  

Harapannya, keputusan pemerintah dapat bersifat resmi dan mengikat, agar umat mempunyai kepastian dan tidak tercerai berai.

Dalam kenyataannya, kini sudah ada umat Islam melaksanakan tarawih dan puasa. Dalam menyikapi kenyataan itu, perlu diingatkan bahwa perbedaan tersebut jangan membuat masyarakat berkonflik.

Perbedaan adalah rahmat …..

Oleh Edy Supriatna Sjafei

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun