Mohon tunggu...
Edy Suhardono
Edy Suhardono Mohon Tunggu... Social Psychologist, Assessor, Researcher

Direktur IISA Assessment Consultancy and Research Centre, Surabaya. Tiga buku terakhir nya: (1) 'Membaca Identitas, Multirealitas dan Reinterpretasi Identitas: Suatu Tinjauan Filsafat dan Psikologi' (Gramedia Pustaka Utama, 2023); (2) 'Teori Peran, Konsep, Derivasi dan Implikasi di Era Transformasi Sosio-Digital' (Zifatama Jawara, 2025), dan (3) 'Kecerdasan Jamak, Keberagaman dan Inklusivitasnya' (Zifatama Jawara: 2025).

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Tidur dengan Plester Menutup Mulut: Antara Tren dan Tinjauan Medis Kritis

16 Oktober 2025   05:40 Diperbarui: 16 Oktober 2025   08:28 100
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi plester mulut (Sumber: Istockphoto/SergeyChayko/CNN Indonesia, 28/07/2019).

Keunggulan Fisiologis Pernapasan Hidung

Hidung dirancang secara anatomis dan fungsional sebagai organ utama pernapasan. Fungsinya jauh melampaui sekadar saluran udara.

Pertama, hidung berfungsi sebagai sistem filtrasi, di mana bulu hidung dan lapisan lendir menyaring partikel asing seperti debu, polutan, dan alergen. Kedua, rongga hidung menghangatkan dan melembapkan udara yang dihirup agar sesuai dengan suhu tubuh, melindungi paru-paru dari iritasi akibat udara kering dan dingin. 

Argumen fisiologis terkuat untuk pernapasan hidung adalah produksi Oksida Nitrat (NO), sebuah molekul gas penting yang dihasilkan di sinus paranasal. NO hanya dapat ditarik ke dalam paru-paru saat bernapas melalui hidung.

Peran NO sangat krusial; ia adalah vasodilator kuat yang berfungsi melebarkan pembuluh darah. Ketika mencapai paru-paru, NO meningkatkan kemampuan paru-paru untuk menyerap oksigen dan kemampuan darah untuk mengedarkannya ke seluruh tubuh.

Selain itu, NO memiliki sifat antimikroba yang membantu sistem kekebalan tubuh melawan infeksi. Dengan bernapas melalui mulut, tubuh kehilangan manfaat vital dari mekanisme ini, yang dapat menyebabkan oksigenasi yang kurang efisien ke otak dan organ lainnya. 

Evaluasi Bukti dan Risiko Mouth Taping

Meskipun prinsip di balik mouth taping---mendorong pernapasan hidung---sejalan dengan fisiologi, metode itu sendiri tidak didukung oleh bukti ilmiah yang kuat. Bukti yang ada sangat terbatas dan berasal dari studi percontohan berskala kecil. Sebuah studi yang diterbitkan di PubMed Central pada tahun 2022 melibatkan 20 pasien dengan OSA ringan menemukan bahwa penggunaan plester mulut secara signifikan menurunkan Indeks Apnea-Hipopnea (AHI) dan indeks mendengkur. Studi lain menunjukkan bahwa mouth taping dapat meningkatkan kepatuhan penggunaan mesin CPAP pada pasien OSA dengan mengurangi kebocoran udara dari mulut. 

Namun, bukti awal ini tidak sebanding dengan kekhawatiran dan peringatan dari para ahli medis. Dr. Jessica Camacho, seorang dokter spesialis tidur di CU Anschutz, menyatakan, "Bukti yang kami miliki untuk mouth taping tidak berkualitas tinggi, dan hasilnya beragam," yang menyebabkan organisasi seperti American Academy of Sleep Medicine secara tegas tidak merekomendasikannya. Dr. Brian Chen, spesialis kedokteran tidur anak di Cleveland Clinic, juga menegaskan, "Tidak ada bukti yang cukup kuat untuk mendukung bahwa plester mulut bermanfaat, dan ini bukan bagian dari praktik kami saat ini untuk mengobati gangguan tidur apa pun". 

Risiko yang terkait dengan praktik ini sangat nyata. Bahaya terbesar adalah bagi individu dengan OSA yang tidak terdiagnosis atau parah, serta mereka yang memiliki sumbatan hidung kronis akibat alergi, polip, atau deviasi septum. Dalam kasus ini, menutup mulut dapat memperburuk kekurangan oksigen (hipoksia) dan menyebabkan kesulitan bernapas yang parah. Dr. Thomaz Fleury Curado, seorang ahli otolaringologi, memperingatkan, "Menempel plester di mulut tidak mengatasi masalah sebenarnya... dan sebenarnya dapat menciptakan masalah". Risiko lain termasuk iritasi kulit, kecemasan, dan gangguan tidur akibat ketidaknyamanan. 

Sebagai kesimpulan, meskipun pentingnya pernapasan hidung didukung kuat oleh ilmu fisiologi, mouth taping sebagai metode untuk mencapainya tetap merupakan praktik eksperimental yang tidak terbukti dan berpotensi berbahaya. Konsensus medis saat ini jelas: individu yang mengalami pernapasan mulut kronis atau mendengkur harus mencari evaluasi medis profesional untuk mengidentifikasi dan mengatasi akar penyebabnya, bukan beralih ke solusi tren yang tidak terverifikasi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun