Mohon tunggu...
Edy Suhardono
Edy Suhardono Mohon Tunggu... Social Psychologist, Assessor, Researcher

Direktur IISA Assessment Consultancy and Research Centre, Surabaya. Tiga buku terakhir nya: (1) 'Membaca Identitas, Multirealitas dan Reinterpretasi Identitas: Suatu Tinjauan Filsafat dan Psikologi' (Gramedia Pustaka Utama, 2023); (2) 'Teori Peran, Konsep, Derivasi dan Implikasi di Era Transformasi Sosio-Digital' (Zifatama Jawara, 2025), dan (3) 'Kecerdasan Jamak, Keberagaman dan Inklusivitasnya' (Zifatama Jawara: 2025).

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Nobel Peace Prize 2025: Ketika Dunia Mendengar Perempuan Berani Membela yang Tertindas

14 Oktober 2025   09:36 Diperbarui: 14 Oktober 2025   20:51 26
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemimpin oposisi Venezuela, Maria Corina Machado, saat wawancara dengan AFP di Caracas pada 25 Juli 2024. Machado pada Jumat (10/10/2025) diumumkan sebagai pemenang penghargaan Nobel Perdamaian.(AFP/FEDERICO PARRA/Kompas.com, 10/10/2025)

Sementara itu, Trump tetap bersikeras bahwa kontribusinya dalam menciptakan perdamaian tidak boleh diabaikan. Ia berpendapat bahwa kesepakatan yang dicapainya adalah langkah penting dalam menciptakan stabilitas di kawasan yang sering dilanda konflik. Namun, banyak yang mempertanyakan apakah pendekatan transaksional ini benar-benar menciptakan perdamaian yang berkelanjutan atau hanya menciptakan ketenangan sementara.

Dalam dunia yang semakin kompleks ini, penting bagi kita untuk mempertimbangkan berbagai perspektif dalam memahami apa itu perdamaian. Maria Corina Machado menunjukkan bahwa perdamaian sejati tidak dapat dicapai melalui cara-cara yang pragmatis semata, tetapi melalui upaya yang tulus untuk membangun masyarakat yang adil dan demokratis. Ini adalah pelajaran penting bagi pemimpin di seluruh dunia, termasuk Trump, untuk tidak hanya mengejar kepentingan politik, tetapi juga berkomitmen pada nilai-nilai yang lebih tinggi.

Dengan kemenangan ini, Maria Corina Machado tidak hanya meraih pengakuan pribadi, tetapi juga mengangkat suara jutaan orang yang memperjuangkan kebebasan dan keadilan. Dia mewakili harapan bahwa dengan keberanian dan tekad, perubahan yang positif mungkin dilakukan, bahkan dalam keadaan yang paling sulit sekalipun. Ini adalah momen bersejarah yang menegaskan pentingnya perjuangan untuk demokrasi di seluruh dunia.

Dengan demikian, penghargaan Nobel Perdamaian 2025 kepada Maria Corina Machado adalah pengingat bahwa perdamaian yang abadi dibangun di atas fondasi demokrasi, keberanian, dan komitmen untuk memperjuangkan hak asasi manusia. Dalam menghadapi tantangan yang terus ada, kita semua memiliki tanggung jawab untuk mendukung individu yang berjuang demi kebebasan dan keadilan, dan memastikan bahwa suara mereka tidak hanya didengar, tetapi juga dihargai.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun