Mohon tunggu...
Edy Suhardono
Edy Suhardono Mohon Tunggu... Social Psychologist, Assessor, Researcher

Direktur IISA Assessment Consultancy and Research Centre, Surabaya. Tiga buku terakhir nya: (1) 'Membaca Identitas, Multirealitas dan Reinterpretasi Identitas: Suatu Tinjauan Filsafat dan Psikologi' (Gramedia Pustaka Utama, 2023); (2) 'Teori Peran, Konsep, Derivasi dan Implikasi di Era Transformasi Sosio-Digital' (Zifatama Jawara, 2025), dan (3) 'Kecerdasan Jamak, Keberagaman dan Inklusivitasnya' (Zifatama Jawara: 2025).

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Pidato Prabowo Di Mabes PBB: Antara Script dan Spirit

23 September 2025   10:09 Diperbarui: 23 September 2025   10:00 45
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Secara sosiologi politik, prediksi mengharapkan bahwa Prabowo akan menyertakan pengalaman lokal sebagai bukti komitmen moral Indonesia. Namun, pidato tidak menyentuh isu Papua, diplomasi ASEAN, atau rekonsiliasi internal. Ini menunjukkan bahwa dalam forum global, Prabowo lebih memilih narasi universal daripada partikular. Menurut Global Political Narratives oleh Appadurai (2013), pemimpin yang ingin diterima secara global harus mengangkat isu yang bersifat lintas batas, bukan hanya domestik.

Retorika, Realitas, dan Masa Depan

Pidato Prabowo di KTT PBB adalah cermin dari transformasi psikopolitik Indonesia: dari kekuatan militer ke suara moral dunia. Prediksi retoris yang mendahuluinya menunjukkan bahwa analisis editorial bisa menjadi alat navigasi politik yang tajam. Namun, dunia tidak hanya menuntut retorika, ia menuntut bukti, keberanian, dan konsistensi.

Jika Prabowo mampu menjaga nada moral ini dalam kebijakan nyata, maka Indonesia bukan hanya akan didengar, tapi juga diikuti. Tapi jika pidato itu hanya menjadi panggung sesaat, maka retorika akan kembali menjadi gema kosong. Seperti kata Churchill: "Courage is what it takes to stand up and speak; courage is also what it takes to sit down and listen." Kini, dunia menunggu: apakah Prabowo hanya berdiri, atau juga bersedia duduk dan mendengar.

 

Daftar Referensi:

Appadurai, Arjun. The Future as Cultural Fact: Essays on the Global Condition. London: Verso Books, 2013. https://books.google.com/books/about/The_Future_as_Cultural_Fact.html?id=1g6jtgAACAAJ.

Fairclough, Norman. Language and Power. London: Longman, 1989. https://archive.org/details/languagepower00fair_0.

Hart, Terry. The Language of Leadership: How to Engage and Inspire Your Team. Oakland: Berrett-Koehler Publishers, 2010. https://books.google.com/books/about/The_Language_of_Leadership.html?id=8U0IEAAAQBAJ.

Kaid, Lynda Lee, and Christina Holtz-Bacha, eds. The SAGE Handbook of Political Advertising. Thousand Oaks, CA: SAGE Publications, 2006. https://us.sagepub.com/en-us/nam/the-sage-handbook-of-political-advertising/book227468.

Lakoff, George. Moral Politics Theory: How Ideologies Are Framed by Metaphors. Rollins Pressbooks, 2004. https://rollins.pressbooks.pub/app/uploads/sites/3/2024/08/Lakoffs-Moral-Politics-Theory.pdf.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun