Canisius College Cup XL 2025 kembali digelar dengan penuh semangat. Kegiatan tahunan Kolese Kanisius ini bukan hanya ajang pertandingan, tetapi juga wadah untuk menumbuhkan karakter anak muda melalui semangat sportivitas, kerja sama, dan pelayanan. Selama tujuh hari pelaksanaan, mulai dari 21 hingga 27 September, ratusan pelajar dari berbagai sekolah berpartisipasi dan menunjukkan arti sejati dari perjuangan, kegigihan, serta rasa kebersamaan.
Canisius College Cup XL 2025 atau lebih ramah dikenal sebagai Canisius College Cup XL 2025 adalah ajang perlombaan yang diadakan di wilayah kolese kanisius selama kurang lebih 7 hari. Dari tanggal 20 sampai dengan 27 September. Acara Canisius College cup merupakan ajang perlombaan tingkat SMA dan juga tingkat SMP, dimana Kolese Kanisius sebagai tuan rumah mengundang dan mengajak lebih dari 200 sekolah kalangan SMA dan SMP untuk ikut berpartisipasi dan berkolaborasi dalam ajang perlombaan Canisius College Cup. Canisius College Cup menjadi sebuah wadah dan oportunitas bagi banyak siswa-siswi yang ingin mendapatkan kesempatan untuk menguji keterampilan, menguji talenta yang digabung kerja keras, dan bisa juga seperti “unjuk gigi”. Acara Canisius College Cup ini tidak hanya berdasar untuk memperlihatkan ke semua pengunjung betapa para peserta dari berbagai sekolah ini bertalenta dan menguasai hal yang diperlombakan, melainkan acara Canisius College Cup ini banyak dimanfaatkan oleh para murid-murid Kolese Kanisius untuk bersosialisasi dengan siswa-siswi dari luar Kanisius dan memperluas koneksi pertemanan. Siswa Kolese Kanisius memanfaatkan peristiwa Canisius College Cup ini sebagai ajang untuk berkenalan dan juga untuk bertemu teman-teman dari sekolah lain.
Canisius College Cup setiap tahunnya mengadakan perlombaan yang lumayan variatif. Pada Canisius College Cup XL 2025, telah diadakan sebanyak kurang lebih 20 ajang perlombaan, dari perlombaan seperti Mini Soccer dan Basket hingga perlombaan seperti Cubing dan Debat. Selama proses pelaksanaan Canisius College Cup XL, setiap peserta pada semua cabang perlombaan diingatkan untuk menjalankan nilai-nilai sportifitas, kejujuran dan juga persaingan yang sehat selama lomba-lomba berlangsung. Hal ini dibantu diwujudkan dengan adanya wasit atau referee pada beberapa cabang olahraga yang membutuhkan untuk menghidupkan nilai-nilai tersebut secara pasti. Sebelum Canisius College Cup XL dimulai, perwakilan setiap sekolah yang ikut serta akan acara ini harus datang pada hal-hal seperti Technical Meeting (TM). Pada TM ini, para peserta akan diberikan briefing ulang mengenai peraturan, regulasi, rundown, dan Informasi-informasi penting lainnya. Canisius College Cup XL diadakan agar siswa-siswi SMA dan SMP memiliki oportunitas untuk berkembang and menunjukan bakatnya, maka itu hampir keseluruhan sekolah-sekolah yang ikut berpartisipasi mengutus tim-tim terbaik yang mereka ada untuk berkompetisi dan bersaing dengan sesama pelajar SMA dan SMP lainnya.
Kanisius mengutus tim-tim terbaik mereka yang sering dipanggil sebagai Tim A CC, Tim B CC, dan terkadang ada Tim C CC. Kualitas dari tim-tim tersebut mengikuti urutan alfabet, yaitu dari A-B-C. Cabang olahraga yang mengundang paling banyak antusiasme siswa Kanisius adalah cabang olahraga Mini Soccer. Tim yang paling kuat dan diunggulkan untuk memenangkan Canisius College Cup XL seksi Mini Soccer adalah Tim A CC, terutama karena pada Canisius College Cup XXXIX yang digelar tahun 2024, Tim A CC sempat mengalahkan semua lawan yang mereka hadapi dan memenangkan keseluruhan perlombaan Mini Soccer pada CC Cup tahun itu. Karena kemenangan yang diraih Tim A CC itu membuat mereka sangat diunggulkan oleh banyak orang untuk memenangkan lomba ini. Tetapi takdir berkata lain, setelah melewati banyak pertandingan dan banyak tantangan. Para pemain, pelatih, supporter harus menelan kekalahan yang pahit pada babak semi-final. Selama pertandingan terakhirnya, skor tidak bisa dipisahkan dengan skor 2-2 sampai waktu pluit Full Time ditiup. Hal ini membuat pertandingan akan diputuskan lewat tembak penalti, dimana mereka kalah dengan skor penalti 4-2. Hal ini tentu akan menjadi bahan evaluasi dan refleksi besar bagi tim pelatih dan tim pemain. Mungkin memang ada banyak faktor yang bisa dipandang sebagai faktor kekalahan. Kekalahan bukan akhir dari segalanya, tetapi kesempatan untuk refleksi dan menjadi lebih baik. Sikap inilah yang disebut Magis, semangat untuk terus berkembang melebihi batas diri sendiri.”Dari pihak P3K sendiri mengetahui bahwa banyak sekali personel Tim A yang lelah dan tidak fit untuk bermain, hal ini ditambah dengan penggunaan otot yang berlebih hingga beberapa pemain sedikit pincang dan keram keram, tidak hanya itu tapi tugas dan pekerjaan yang masih banyak menumpuk walaupun harus lomba. Faktor-faktor eksternal seperti ini bisa dipandang sebagai salah satu faktor, tetapi para pemain juga harus tetap berpikiran untuk terus berkembang dan menjadi lebih baik lagi di esok hari atau bersikap sebagai Kanisian yang MAGIS.
Kekalahan bukan akhir dari segalanya, tetapi kesempatan untuk refleksi dan menjadi lebih baik. Sikap inilah yang disebut Magis, semangat untuk terus berkembang melebihi batas diri sendiri.
“Magis” atau nilai juang untuk menjadi lebih baik banyak sekali di aplikasikan pada masing-masing Kanisian. Magis tidak hanya berlaku pada yang berpartisipasi di lomba, tapi bidang kepanitian juga. Canisius College Cup XL tidak hanya menyediakan wadah untuk berkompetisi, tetapi juga menyediakan wadah untuk para Kanisian gabung pada seksi kepanitian menurut minat dan ketertarikan masing-masing siswa. Semua Kanisian diharapkan untuk bisa berpartisipasi secara aktif dalam kegiatan CC Cup, serta secara aktif berkontribusi bantuan dalam bentuk yang berbeda-beda. Setiap Kanisian akan menghadapi masalah-masalahnya sendiri terutama dari seksi-seksi berbeda, para Kanisian harus dilatih agar bisa menjadi individu yang bisa melayani dan memimpin. Setiap seksi kepanitian tentunya akan ada komplikasi-komplikasinya masing masing, hal ini akan membantu para panitia dan anak-anak muda untuk terus berkembang dan belajar cara untuk menghadapi dan bersikap MAGIS agar keesokan harinya tidak terulang masalah yang sama. Hal ini berarti, sikap magis untuk terus menjadi lebih baik akan diaplikasikan oleh semua peserta CC Cup, dari para pelatih, pemain, panitia, dan mungkin guru pendamping. Nilai karakter anak-anak muda tidak hanya tumbuh di lapangan pertandingan, tetapi juga di balik layar dan dalam kerja keras panitia dan dedikasi setiap siswa yang berkontribusi.
Hal ini berarti, sikap magis untuk terus menjadi lebih baik akan diaplikasikan oleh semua peserta CC Cup, dari para pelatih, pemain, panitia, dan mungkin guru pendamping. Nilai karakter anak-anak muda tidak hanya tumbuh di lapangan pertandingan, tetapi juga di balik layar dan dalam kerja keras panitia dan dedikasi setiap siswa yang berkontribusi.
Setelah menjalankan 1 minggu yang melelahkan, Canisius College Cup XL ditutup dengan perayaan konser. Konser ini pada awalnya dimeriahkan oleh band-band murid Kanisius yang berminat untuk tampil. Pada acara penutupan ini, lapangan bola Kolese Kanisius dipenuhi oleh murid-murid dan juga orang tua murid yang ikut memeriahkan penutupan ini. Acara penutupan CC Cup memang sudah biasanya dimeriahkan oleh beberapa penyanyi atau band yang banyak diminati para murid kanisius. Tahun ini panitia berhasil mengundang penyanyi bernama Bernadya dan band bernama The Changcuters. Acara terakhir ini menjadi seperti hadiah atas kerja keras dari para peserta perlombaan, pekerja seksi-seksi, guru guru pendamping seksi, dll.
Canisius College Cup juga memberikan pelajaran penting mengenai pembentukan karakter anak muda. Melalui kegiatan ini, para siswa belajar bahwa karakter tidak terbentuk secara instan. Mereka semua dapat tumbuh melalui proses kegagalan, kerja sama, dan refleksi diri. Kegiatan ini mengajarkan nilai tangguh, disiplin, dan rendah hati dalam kemenangan maupun kekalahan. Untuk memperkuat pembentukan karakter di masa depan, kegiatan seperti CC Cup dapat dikembangkan dengan memperbanyak sesi refleksi setelah lomba, memberikan pelatihan kepemimpinan singkat bagi panitia, menumbuhkan semangat servant leadership atau kepemimpinan yang melayani, serta memberikan apresiasi bukan hanya kepada pemenang lomba, tetapi juga panitia dan peserta yang menunjukkan sikap teladan selama kegiatan berlangsung.