Membatasi jenis dan nominal hadiah perlu dilakukan oleh setiap guru. Sangatlah tidak wajar jika guru menerima hadiah mewah dengan nominal yang cukup besar. Jika itu dilakukan oleh orang tua siswa tentu memiliki motif yang tidak baik.
Guru mendapatkan kado berupa kue ulang tahun, dibawakan makanan saat acara atau momen tertentu mungkin masih dibilang wajar. Namun, kalau sampai membawakan jam tangan mewah dan sebagainya, perlu dicurigai ada motif yang kurang baik.
Konteks inilah yang perlu dibatasi secara ketat oleh para guru. Jika tidak, para guru akan terjebak dalam mental cari untung dan sebagainya. Apalagi kalau hadiah dianggap sebagai tradisi yang wajib diterima oleh guru pada setiap momen.
Pentingnya sosialisasi masalah hadiah kepada orang tua siswa
Bagi sebagian orang tua hadiah adalah ekspresi nyata dari ucapan terima kasih. Namun, bisa jadi ada maksud lain dibalik pemberian hadiah. Oleh karena itu, semua orang tua harus diberikan pemahaman tentang pemberian hadiah kepada guru.
Sosialisasi bisa dilakukan secara tatap muka sebelum tahun ajaran baru. Bisa juga diberikan melalui buku panduan yang disiapkan oleh pihak sekolah.Â
Kita tentu mengapresiasi sekolah-sekolah yang telah melakukan langkah-langkah pencegahan semacam ini.
Sekolah harus melibatkan orang tua secara bijaksana dalam mengantisipasi masalah pemberian hadiah. Menjaga entitas sekolah yang bersih dan amanah adalah tugas bersama. Bukan hanya guru, orang tua pun diberikan tanggung jawab yang sama.
Cukup Doa dan Ucapan Terima Kasih
Sesuai tema dari tulisan ini, penulis mengajak semua pihak bahwa mengapresiasi tugas guru cukup doa dan ucapan terima kasih. Sebab, setiap guru punya gaji dan insentif sesuai dengan tugasnya masing-masing. Jika orang tua merasa kurang dengan gaji guru, suarakan dalam forum resmi seperti komite untuk menaikkan gaji dan insentif.
Jangan nodai pekerjaan guru dengan hadiah. Jangan rusak eksistensi dunia pendidikan dengan fee. Jika dunia pendidikan rusak, apalagi yang bisa kita harapkan. Semoga!!!