Mohon tunggu...
Eduardus Fromotius Lebe
Eduardus Fromotius Lebe Mohon Tunggu... Dosen - Penulis dan Konsultan Skripsi

Menulis itu mengadministrasikan pikiran secara sistematis, logis, dan dapat dipertanggungjawabkan.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Mengapresiasi Tugas Guru, Cukup Doa dan Ucapan Terima Kasih

1 Juli 2022   12:19 Diperbarui: 2 Juli 2022   05:25 676
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi pemberian hadiah untuk guru (sumber: Freepik)

Namun peristiwa tersebut tidak berhenti sampai di situ. Tidak lama setelah itu penulis menerima pesan singkat dari orang tua yang memberikan hadiah. Yang pada intinya ingin menyampaikan kepada penulis untuk mengondisikan anaknya agar bisa naik kelas. 

Ilustrasi menolak pemberian hadiah berupa uang (sumber: iStock)
Ilustrasi menolak pemberian hadiah berupa uang (sumber: iStock)

Dengan penuh kerendahan hati penulis menyampaikan bahwa penentuan kenaikan kelas merupakan wewenang secara kolektif dari dewan guru. Inilah cara elegan dari penulis menolak keinginan dari orang tua. Sebab, menjaga hubungan harmonis dengan orang tua tetap nenjadi prioritas seorang guru.

Kedua, memahami waktu pemberian hadiah

Guru harus punya prinsip yang tidak tertulis sehingga tidak terjebak pada ketergantungan pada hadiah. Ini mungkin terkesan merendahkan martabat seorang guru namun harus tegas dibuat batasan agar jelas hitam dan putih. Tidak ada area abu-abu dalam konteks pemberian hadiah.

Bagi penulis, wajar-wajar saja  guru menerima hadiah asal saja waktunya tepat. Tidak dalam satu rangkaian dengan peristiwa penting yang sekiranya dapat mempengaruhi setiap keputusan seorang guru. 

Sebagai misal, pemberian hadiah tanpa ada kejelasan di saat sebelum dan sesudah ujian sekolah. Tentu guru harus menolak pemberian hadiah semacam ini.

Guru juga tidak perlu alergi dengan hadiah. Selama pemberian hadiah itu tidak dimaksudkan untuk tujuan yang mereduksi nilai-nilai moral. 

Penulis juga tidak jarang menerima hadiah yang  masuk dalam kategori tersebut. Sebagai wali kelas penulis pernah mendapatkan hadiah berupa jaket.

Jaket tersebut dihadiahkan oleh  oleh salah satu orang tua siswa yang sedang merayakan ulang tahun anaknya yang juga anak wali penulis. 

Jaket tersebut dibuat untuk semua siswa dalam satu kelas. Jadi, bukan hanya penulis saja yang mendapatkan hadiah tersebut, namun juga siswa-siswa yang lainnya.

Penulis bisa saja menolak, dan semestinya menolak. Namun ada hal lain yang lebih bermanfaat dari pada sekedar menolak dan tidak menolak. Menolak hadiah dalam konteks ini mungkin akan sangat melukai siswa yang merayakan ulang tahun tersebut. 

Ketiga, membatasi jenis dan nominal hadiah

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun