Di beberapa sekolah, media pembelajaran fisika sudah disiapkan oleh pemerintah. Banyak peralatan untuk melakukan percobaan fisika yang ditempatkan di laboratorium IPA. Hal ini bisa digunakan oleh guru fisika yang ada di sekolah tersebut.Â
Penulis sebenarnya menyarankan bahwa proses pembelajaran IPA atau dalam hal ini fisika semestinya berlangsung lebih banyak di laboratorium bukan di dalam kelas.
Yang menarik adalah ada guru fisika yang sama sekali tidak menggunakan media pembelajaran saat mengajar. Padahal, fasilitas di sekolah tersebut cukup memadai terutama perlengkapan di  laboratorium IPA. Pada tahun 2017, penulis diminta untuk mengajar pada salah satu SMP favorit di Kabupaten Kediri.
Sebagai guru baru, tentu langkah pertama adalah ingin mengecek fasilitas terutama laboratorium IPA.Â
Setelah dicek ternyata fasilitas yang ada di laboratorium sangat memadai untuk digunakan dalam proses  pembelajaran IPA.Â
Akan tetapi, sepertinya peralatan tersebut tidak pernah digunakan oleh guru-guru sebelumnya. Hal itu dikuatkan dengan pengakuan siswa-siswa bahwa laboratorium IPA tersebut jarang terpakai. Bahkan, ada kelas yang sama sekali tidak pernah  masuk untuk melakukan aktivitas pembelajaran di laboratorium IPA.
Para guru fisika, mungkin saja lupa bahwa peralatan eksperimen yang berada di laboratorium IPA adalah media pembelajaran terbaik.Â
Terutama pada proses pembelajaran fisika. Para ilmuwan menyarankan bahwa pembelajaran fisika menekankan siswa pada proses inkuiri. Artinya, siswa diarahkan untuk memahami konsep fisika melalui proses sebagaimana konsep atau ilmu fisika tersebut ditemukan.
Di era serba digital seperti sekarang ini, memilih media pembelajaran fisika tentu tidaklah sulit. Guru fisika dapat dengan mudah mencari tahu media pembelajaran yang cocok untuk materi tertentu yang ingin diajarkannya. Bahkan di laman website, YouTube sudah banyak menyediakan media pembelajaran serta tata cara penggunaannya secara detail.
Pada pelaksanaan kurikulum 2013, guru fisika dimudahkan dengan hadirnya buku pegangan guru.Â