Sebuah akun video perjalanan yang ada di aplikasi Youtube menginspirasi saya menulis kolom ini. Sejumlah video diunggah oleh si empunya akun yang berisi perjalanannya bersama istri keliling Indonesia. Saya melihat video mereka yang menayangkan berbagai pengalaman perjalanan yang menarik dan mengesankan. Melihat beberapa unggahan mereka, saya sangat tertarik untuk menulis beberapa hal yang saya pikirkan setelah mendengar narasi yang ada dalam akun tersebut.
Tersebutlah, Bang Den dan istrinya Kak Beda (mohon izin menyebut nama mereka) dan saya ucapkan salam kenal juga. Perjalanan yang mereka lakukan dalam mengelilingi Indonesia dari Sabang sampai ke Merauke (mungkin) banyak sekali menampilkan berbagai panorama alam Indonesia. Laut, hutan, danau, Â pulau, serta flora fauna Indonesia.
Bang Den mengatakan bahwa perjalanan yang dilakukannya selama 5 tahun ini merupakan perjalalan dalam perjalanan. Kehidupan rumah tangganya yang sudah dijalaninya berpuluh tahun dengan istri merupakan perjalanan yang panjang. Namun, saya melihat bahwa pernyataan ini diungkapkan lebih bersifat pribadi terkait kehidupan rumah tangganya bersama istri. Bukankah, sebenarnya semua orang yang berumah tangga sedang melakukan perjalanan dalam samudera kehidupan yang sarat dengan perjuangan.
Seberapa aman dan nyaman perjalanan  yang kita lalui ditentukan oleh bagaimana kita menjalaninya dengan keikhlasan dan kesabaran hati. Perjalanan akan sangat menyenangkan bila kita yang menjalaninya saling mengerti dan membagikan hal-hal positif kepada orang lain.Â
Saya juga merasakan bagaimana dua anak manusia ini melakukan perjalanan mereka dari pulau ke pulau, menyeberangi laut dan melewati hutan. Mereka menemui sejumlah orang dalam perjalanan dan berinteraksi satu dengan lainnya. Terjalin komunikasi dengan bahasa yang sama, bahasa Indonesia. Dengan latar belakang hidup yang berbeda, mereka bisa bergaul dan berbaur menjadi orang Indonesia.
Perjalanan yang sangat inspiratif dan apresiatif terhadap negeri yang dilintasi garis katulistiwa ini. Bang Den mengatakan bahwa mereka tidak lagi berniat "pulang". Baginya ke mana pun mereka berjalan, di sanalah sebenarnya mereka pulang. Terkadang mereka menetap beberapa minggu jika ada sesuatu yang penting dilakukan dengan meminta surat keterangan domisili yang dikeluarkan pemerintah setempat. Sumber: .youtube.com dan facebook.com/RoadtripIndo.
Terakhir mereka berada di Palu, sambil menunggu perbaikan "Seruling senja" kendaraan yang telah membawa mereka keliling Indonesia. Salam Indonesia untuk Bang Denny Hendrawan.
