Hampir setiap Jum'at  saat dulu masih mengenyam bangku kuliah di Medan terutama minggu ketiga di akhir bulan, saya bersama teman kampus selalu naik ke atas, entah itu ke sibolangit , doulu, atau berastagi. Sebagian besar untuk menikmati wisata alam seperti perkemahan sibolangit, mandi air panas di lau debuk-debuk kemudian naik gunung sibayak, ke berastagi kemudian sambung angkutan menuju danau lau kawar, gunung sinabung. Kami selalu naik bus Sinabung Jaya dari pool bus dekat dengan kampus padang bulan.
[caption id="attachment_368988" align="aligncenter" width="300" caption="Bus Sinabung Jaya (sumber foto: sinabungjaya.com)"][/caption]
Sekitar 13 tahun yang lalu, peristiwa pendakianpagi hari  kali pertama ke gunung Sinabung, serasa baru kemarin. Waktu begitu cepat berlalu saat mengenang memori indah pendakian pertama.
Pada tanggal 27 Agustus 2010, saya tersentak kaget menyaksikan gambar di media televisis gunung Sinabung mulai terbangun dari tidur panjangnya memuntahkan asap dan abu vulkanik dari kawahnya. Â Bertubu-tubi meluncurkan awan panas, meletupkan abu vulkanik dan asap ke arah Selatan Tenggara. Desa Suka Meriah jadi tahun-tahunan Gunung Sinabung bukan lagi bulan-bulanan. Tragis berkepanjangan, harta lenyap, penghasilan lenyap di bumi tanah Karo Simalem: kebaikan, keindahan dan kesuburan Tanah Karo kini berubah menjadi hamparan bumi hangus gersang.
[caption id="attachment_368989" align="aligncenter" width="830" caption="Gunung sinabung Memuntahkan Abu Vulkanik ( sumber foto: republika.co.id)"]

Sudah genap 4 tahun 2 bulan, erupsi Gunung Sinabung tak kunjung padam. Sengsara tak berujung erupsi Sinabung bagi penduduk dataran tinggi Tanah Karo.
Saya mencoba kalkulasi kasar sebagai berikut:
Jumlah pengungsi tercatat dari dinas sosial pada tahun 2010 adalah 25,136 jiwa menurut data dari website kemensos.go.id.
Menurut pengalaman saya saat melaksanakan tugas kemanusiaan saat tanggap bencana, biaya meningkat tinggi di lokasi bencana. Rata-rata naik sekitar 2 hingga 3 kali lipat dari kondisi normal, hal ini disebabkan langkanya bahan bakar untuk transportasi juga bahan makanan dan air bersih dan air minum juga listrik. Misalkan pada tahun 2010, nasi bungkus menu ikan sayur plus air minum kemasan 2 gelas per orang sekitar Rp 10,000 tiap kali makan. Untuk tiap hari dengan 3 kali makan menelan biaya Rp 30,000 per orang per hari, harga kondisi normal. Bila kondisi bencana maka saya kalikan dengan faktor kali tertinggi yaitu 3, menjadi Rp 90,ooo per orang.
Untuk sandang yakni baju dan celana per tiap orang, tiap tahun memerlukan pakaian ganti senilai Rp 100.000 per setel. Tiap orang memerlukan minimal 3 setel pakaian untuk melangsungkan kehidupan. Maka tiap tahun diperlukan biaya sandang Rp 300,000 per orang.
Untuk papan seperti tenda, selimut, kasur, bantal untuk kapasitas 4 orang diperlukan biaya Rp 2 juta untuk sekali saja.
Untuk kepeluan sanitasi, pemakaian air bersih untuk air minum dan keperluan mandi, cuci dan toilet menurut data Bank Dunia pada laman wikipedia.org meyebutkan bahwa diperlukan 190 liter air per orang setiap hari. Harga pasaran air bersih untuk satu tangki isi 5,000 liter adalah Rp 180,000. Berarti harga air bersih 190 liter untuk tiap orang adalah sekitar Rp 6,840. Karena kondisi tidak normal, dimana persediaan terbatas maka naik 2 kali lipat, sehingga biaya air bersih per orang setiap hari menjadi Rp 14,000 (pembulatan ke atas).
[caption id="attachment_368990" align="aligncenter" width="640" caption="Gambar Pantauan Gunung Sinabung ( sumber foto: vsi.esdm,go.id)"]

Secara ringkasnya ,biaya kebutuhan dasar tiap orang pada hari ini adalah:
Biaya makan dan minum : Rp 90,000 x 365 x 4.17 = Rp 136,984,500
Biaya air bersih : Rp 14,000 x 365 x 4.17 = Rp 21,308,700.
Total makan, mimum dan air bersih adalah  Rp 158,293,200.
Sementara jatah hidup patokan pemerintah adalah Rp 6,000 per orang/ hari atau sama dengan Rp 180,000 per bulan atau 2,190,000 per tahun. Bila dihitung total per hari ini maka nilainya adalah Rp 9,132,300 per orang. Antara bumi dan langit perbedaan nilainya.
Penghasilan bersih per bulan petani sayur, buah dan kopi di daerah tanah karo menurut laman sorasirulo.com adalah sekitar Rp 1 juta per bulan. Â Penghasilan ini cukup untuk membiayai kehidupan satu keluarga kecil yakni ayah, ibu dan maksimal 2 orang anak.
Bencana erupsi gunung sinabung telah merengut sumber penghasilan petani untuk membiayai sekolah anak dan tunjangan hari tua /tabungan petani. Sepanjang hari kini penduduk dengan status pengungsi di desa orang hanya berharap berkah dari Tuhan Yang Maha Pengasih melalui bantuan para donatur dan pemerintah. Entah sampai kapan.... terusir dari kampung halaman tanpa alat mempertahankan hidup dan tempat tinggal.
[caption id="attachment_368991" align="aligncenter" width="670" caption="Pengungsi Korban Erupsi Sinabung (sumber foto: rakanews.com)"]

Kiranya erupsi Sinabung segera berakhir, sudah cukup abu vulkanik dan awan panasmu membumi hanguskan bumi Tanah Karo Simalem. Mari kita bersama panjatkan doa tulus kepada Tuhan Yang Maha Kuasa memberikan kekuatan untuk bangkit kembali kepada saudara-saudari kita sebangsa se tanah air di Negeri Gugung tanah Karo, Sumatera Utara.
Salam dan Doa,
edrol
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI