Mohon tunggu...
Edrida Pulungan
Edrida Pulungan Mohon Tunggu... Analis Kebijakan - penulis, penikmat travelling dan public speaker

Penulis lifestyle, film, sastra, ekonomi kreatif Perempuan ,Pemuda, Lingkungan dan Hubungan Luar Negeri Pendiri Lentera Pustaka Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Kota Tua Ikon Destinasi Jakarta dalam Pesona Sejarah, Budaya dan Kulinernya

24 Agustus 2022   19:26 Diperbarui: 24 Agustus 2022   19:55 691
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar  5: pengunjung kota tua dapat menyewa sepeda dan berkeliling kota tua sambil berphoto/doc. edrida

Gambar  12: pengunjung kota tua dapat menyewa sepeda dan berkeliling kota tua sambil berphoto/doc. edrida
Gambar  12: pengunjung kota tua dapat menyewa sepeda dan berkeliling kota tua sambil berphoto/doc. edrida

Saya juga masuk kedalam museum fatahillah. Kami masuk satu persatu, Untuk pengunjung tiketnya 5000 rupiah dan Kami berkesempatan melihat beberapa peniggalan seperti brankas besi tua, keramik piring yang terpajang di dinding serta atap gedung yang tinggi-tinggi khas bangunan Eropa, ruang pra sejarah Jakarta, ruang Jayakarta, patung hermes yang juga patung yang membaa keberuntungan bagi pedagang. 

Kami tak bisa masuk lahi kemuseum wayang karena sudah tutup namun kami tak berkecil hati karena terhibur dengan pertunjukan wayang dari mas adli yang berada di sekitar kota tua. Konon museum wayang diresmikan tanggal 13 Agustus 1975

Gambar 13: Peserta tur Koteka berphoto dengan Mas adly setelah pertunjukan Mas Adly jadi dalang/doc. edrida 
Gambar 13: Peserta tur Koteka berphoto dengan Mas adly setelah pertunjukan Mas Adly jadi dalang/doc. edrida 

Saat dalam perjalanan kami menikmati minuman selendang mayang hanya merogoh kocek lima ribu rupiah, langung dahaga menajdi segar. Saya mencicipi juga kerak telur dan makan tahu gejrot. 

Serasa turis dikota sendiri hehehe.Setelah mulai sore kami duduk di seberang Toko merah dan berfoto di depan kali besar seolah sedang di amsterdam, Menurut sejarah Toko Merah adalah rumah Gubernur Jenderal East India Company, Willem Baron Van Imhoff tahun 1743-1750

Kami juga singgah di cafe acaraki yang meyuguhkan jamu dengan aneka menu sambil meyaksikan racikannya dengan alat alat modern, bahkan cafe Acaraki juga meraih anugerah muri karena inovasinya menyuguhkan jamu. Wah saya sampai nambah-nambah jamunya

Gambar  6: Menyaksikan sang acaraki meracik jamu/doc. edrida
Gambar  6: Menyaksikan sang acaraki meracik jamu/doc. edrida

Gambar  14:  Daftar Menu Acaraki dan JKT minuman kesukaan Presiden Jokowi/doc. edrida
Gambar  14:  Daftar Menu Acaraki dan JKT minuman kesukaan Presiden Jokowi/doc. edrida

Setelah itu menonton pertunjukan wayang bersama mas Adly dan keren banget pakai bahasa Inggris meski singkat namun kami terhibur. Mas Adly juga sering menerima tamu asing yang memsan wayang dan menonton pertunjukannya. Aneka wayang kuno berumur 20 tahun ada diruangan kecil menyusuri gang namun bisa menampung 10-15 orang pengunjung. Semoga lestari selalu pertunjukan wayang di  berbagai daerah di Indonesia karena kearifan lokal yang kaya nilai keluhuran dan diminati oleh turis manaca negara

Gambar  15: Koleksi boneka wayang yang berusia 20 tahun di tempat mas Adly/doc. edrida
Gambar  15: Koleksi boneka wayang yang berusia 20 tahun di tempat mas Adly/doc. edrida

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun