4. Resolving Moral Disagreements
Banyak konflik antarpribadi yang sebenarnya bukan konflik moral. Misalkan Anda ingin gedung yang akan kita tugaskan menghadap ke barat, karena menurut Anda pemandangannya akan lebih baik ke arah itu. Misalkan saya ingin bangunan menghadap ke selatan, untuk alasan yang sesuai. Kita mungkin akan bertengkar sengit tentang masalah ini.Tetapi, tanpa keadaan khusus, menafsirkan ini sebagai masalah moral berarti merentangkan konsep moralitas terlalu jauh.
Untuk mengambil contoh biasa, misalkan kita setuju bahwa moralitas mengharuskan kita untuk melakukan yang terbaik untuk beberapa kelompok. Anda pikir kelompok itu bisa dan akan mendapat manfaat besar dari pembangunan jalan baru; Saya pikir kelompok itu tidak akan menggunakan jalan tetapi akan menggunakan gedung baru, yang karenanya saya sukai. Kami tidak setuju tentang sejauh mana kelompok akan menggunakan jalan dan karena itu tidak setuju tentang apa yang harus dilakukan. Tapi kami tidak setuju di sini tentang prinsip moral yang relevan.
5. Pendekatan Empiris untuk Sistem Etis
Pendekatan empiris untuk sistem etika mungkin dianggap fokus pada pertanyaan 'Apa yang berhasil?' Ada interpretasi yang berbeda dari pertanyaan ini. Misalnya, 'apa yang berhasil?' mungkin dianggap menanyakan apa yang membuat orang secara keseluruhan lebih baik? Atau mungkin dianggap menanyakan proposal apa yang sebenarnya didukung orang. Namun, 'apa yang membuat orang secara keseluruhan lebih baik?' bukanlah pertanyaan empiris murni. Memang, jika kita setuju konsekuensi apa yang terbaik, maka kita dapat fokus pada cara yang paling efisien untuk konsekuensi ini, dan risiko yang terlibat dalam mengarahkan konsekuensi terbaik.
nah itulah beberapa pemaparan saya mengenai Engineering Ethics :Crash Course Engineering semoga bermanfaat bagi semua. saya ucapkan Terimakasih sudah mampir. "SALAM ENGINEERING"