Mohon tunggu...
Edward Theodorus
Edward Theodorus Mohon Tunggu... Dosen - Dosen psikologi di Universitas Sanata Dharma

Warga Yogyakarta

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Nasihat Umberto Eco untuk Mahasiswa Penulis Skripsi

4 Juni 2017   17:34 Diperbarui: 4 Juni 2017   17:51 712
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Satu hal yang sangat penting dalam penulisan skripsimu adalah kamu perlu menulis skripsimu dengan antusiasme. Jika kamu memilih suatu topik yang merupakan minatmu, dan jika kamu benar-benar mendedikasikan waktumu untuk menulis skripsi, kamu akan mengalami penulisan skripsi sebagai sebuah permainan, sebuah pertaruhan, atau sebuah perburuan harta karun. Ada sebuah kepuasan seperti memenangkan pertandingan ketika memburu sebuah literatur yang sulit ditemukan; dan ada sebuah kepuasan seperti memecahkan teka-teki ketika setelah berpikir keras dan lama akhirnya menemukan sebuah solusi dari sebuah masalah yang tadinya dianggap tidak mungkin bisa dipecahkan.

Kamu harus mengalami penulisan skripsi sebagai sebuah tantangan. Kamu adalah penantangnya. Pada awalnya kamu mengutarakan sebuah pertanyaan yang kamu belum tahu bagaimana caranya untuk menjawabnya. Tantangannya adalah untuk menemukan solusi dalam langkah-langkah yang penuh perhitungan. Terkadang, kamu dapat mengalami penulisan skripsi seperti sebuah permainan antara kamu sebagai interogator dan skripsimu sebagai pihak yang diinterogasi. 

Dia, si skripsi itu, sepertinya menyimpan rahasia yang tidak mau dia ceritakan ke kamu. Kamu mesti pintar-pintar memancing dia, menginterogasi dia secara halus, sedikit memaksa dia untuk mengungkapkan apa-apa yang tidak ingin dia katakan tetapi pada akhirnya harus dia katakan. Kadang-kadang, menulis skripsi itu seperti bermain soliter; kamu punya semua kartu, dan tantangannya adalah menyusun semua kartu itu menjadi susunan yang sesuai ketentuan kriteria kemenangan.

Jika kamu memainkan permainan-permainan itu dengan antusiasme memenangkan pertandingan, kamu akan menulis skripsi yang bagus. Namun, jika kamu memulai skripsi dengan pemikiran bahwa skripsi itu adalah ritual yang tidak berarti dan tidak ada kaitannya dengan minatmu, kamu sudah kalah sebelum bertarung. Kalau begitu, suruh saja orang lain menulis skripsimu, atau copy paste skripsi orang lain. Jangan membuang-buang waktumu dan waktu dosen pembimbingmu, orang yang tugasnya adalah membantumu menulis skripsi dan membaca naskah skripsimu dari awal hingga akhir.

Jika kamu menulis skripsimu dengan antusiasme memenangkan pertandingan, kamu akan terinspirasi untuk terus-menerus menulis. Biasanya, ketika mahasiswa mulai menulis skripsi, dia hanya memikirkan bagaimana menyelesaikannya dan membayangkan kegiatan bersenang-senang setelah skripsi selesai. Tetapi, jika kamu bertekun dalam menulis skripsi, kamu akan terobsesi untuk terus-menerus membaca dan menulis, sulit berhenti. Kamu ingin menggali lebih mendalam semua poin-poin yang telah kamu singkirkan.

 Kamu ingin mengejar semua ide yang muncul di benakmu tapi tidak kamu tulis karena takut naskahnya jadi terlalu panjang dan berbelit-belit. Kamu terdorong untuk membaca berbagai buku dan artikel jurnal lain. Kamu ingin menulis makalah-makalah. Ini adalah tanda-tanda bahwa kamu telah membangkitkan metabolisme intelektualmu, dan tentu saja itu menjadi pengalaman positif bagimu. Ini adalah isyarat bahwa kamu menjadi korban dari kompulsivitas terhadap penelitian. Kamu terdorong untuk bekerja lembur. Jika sudah mencapai tahap itu, kamu tetap perlu menahan diri supaya tidak sakit-sakitan.

 Ketika kamu sudah sampai pada tahap bisa menahan diri terhadap serangan kompulsif tersebut, kamu akan menyadari bahwa kamu terpanggil untuk meneliti, bahwa skripsi bukanlah sekadar persyaratan mencapai gelar sarjana, dan sebuah gelar sarjana bukanlah sekadar alat untuk mengejar karier atau untuk menyenangkan orangtuamu.

Ketika kamu sungguh-sungguh menjalankan penelitian skripsimu, kamu akan menemukan bahwa sebuah skripsi yang dikerjakan dengan baik adalah sebuah produk yang  mirip pohon kelapa: tidak ada bagian yang tidak berguna. Kamu dapat mengolahnya menjadi artikel jurnal imiah, atau menjadi sebuah buku. Di masa depan, kamu bisa melihat-lihat kembali skripsimu dan catatan bacaan (annotated bibliography) skripsimu untuk mencari bahan-bahan dalam mengerjakan projek lain.

Skripsimu bagai cinta pertamamu; sangat sulit untuk dilupakan. Pada akhirnya, skripsimu mencerminkan karya akademikmu yang untuk pertama kalinya kamu kerjakan dengan serius dan kerja keras, dan ini bukanlah hal yang remeh-temeh.

Penutup

Demikianlah sedikit ulasan mengenai Umberto Eco dan nasihatnya bagi para penulis skripsi dalam bukunya yang berjudul “How to Write a Thesis” (1977/2015). Ternyata pemikiran saya sejalan dengan pemikiran beliau, bahwa yang penting dalam mengerjakan skripsi adalah bagaimana menikmati prosesnya, dan bagaimana membangkitkan dorongan yang menggebu-gebu untuk menyelesaikan tantangan teka-teki konstruk psikologis yang diteliti. Tentu saja, ketekunan dan kerja keras merupakan etos kerja standar dalam menikmati permainan dan pemecahan teka-teki itu.

Di satu sisi, skripsi bisa dijadikan sekadar formalitas atau hal remeh yang dikerjakan sambil lalu, sambil mengerjakan hal-hal lain. Di sisi lain, skripsi bisa dijadikan penuh makna, sebuah latihan yang berkontribusi bagi pencapaian cita-cita mahasiswa. Saya berharap mahasiswa bimbingan saya termasuk dalam golongan kedua. Jadi, selamat berjuang menyelesaikan sripsi sambil menikmati tantangannya! J

Yogyakarta, 4 Juni 2017.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun