Mohon tunggu...
Edmu YulfizarAbdan
Edmu YulfizarAbdan Mohon Tunggu... Guru - Guru Pemula

Penulis Buku Pengabdian Literasi Sang Guru (2023) | Menggapai Cahaya Ramadhan dengan Tadarus Pendidikan (2023) | Guru Pembelajaran Sepanjang hayat (2023) | Antologi 1001 Kisah Guru (2023) | Antologi Dibalik Ruang Kelas (2024) | Guru SMA |

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Informasi! Pendidikan Inklusif Akan Diberlakukan di Semua Satuan Pendidikan

24 Maret 2024   00:30 Diperbarui: 24 Maret 2024   00:57 125
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Pandang Aku Seperti yang Lain" Bapak Mujiono ( Guru SMA Negeri 1 Gedangan, Sidoarjo)

Penulis malam ini tidak bisa tidur, oleh karena itu penulis mengisi kegiatan dengan melihat youtube mengenai Peluncuran Pendidikan Berjenjang Pendidikan Inklusif oleh Kemdikbudristek. Adapun peluncuran ini dilakukan pada Kamis 21 Maret 2024. Mengenai pendidikan inklusif jujur penulis belum pernah diajarkan ketika di jenjang perkuliahan. Ketika sudah bekerja menjadi guru pun baru satu kali mengikuti pelatihan pendidikan inklusif ini dari segi sarana dan prasana. Adapun mengenai jenis-jenis anak berkebutuhan khusus penulis belum mengetahui secara umum, padahal itu penting untuk menghadirkan pendidikan inklusif di satuan pendidikan. Bahkan setahu penulis bimbingan dan konseling di sekolah penulis pun belum mempunyai data siapa saja anak yang berkebutuhan khusus ataupun tidak sehingga guru atau wali kelas pun melayani semuanya dengan cara yang sama. Apa dampaknya ? Anak-anak berkebutuhan khusus ini akan dilabeli "Anak yang bermasalah" sehingga dikalangan guru akan memandang mereka sebagai penganggu kelas.

Menurut sambutan Bapak Iwan Syahril sebagai Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah bahwa program ini sebagai akselerasi ekosistem pendidikan berkeadilan untuk seluruh anak Indonesia. Beliau mengutip perkataan Ki Hajar Dewantara bahwa Pendidik itu ibarat petani, anak didik itu seperti benih. Jika dia bibitnya padi maka tumbuhkan sebagai padi yang baik, jika bibitnya itu jagung maka tumbuhkan sebagai jagung yang baik, dan seterusnya. Maka petani harus tahu dan mengenal benihnya untuk mengembangkan sesuai dengan kodratnya. Seperti itu juga pendidik yang harus mengenal karakteristik setiap anak didiknya. Intinya adalah berpihak kepada anak.

Tidak ada anak yang sama persis sekalipun anak tersebut kembar pun pasti ada perbedaannya. Setiap anak itu memiliki keunikannya. Oleh karena itu pendidikan harus holistik dengan fokus kepada apa yang bisa anak lakukan dan sejak dari PAUD diajarkan bagaimana caranya menghargai keberagaman dan cinta dengan tanah airnya.

Beliau juga mengatakan bahwa sebenarnya pendidikan inklusi ini sudah ada sejak 2009 dengan program bernama Satuan Pendidikan Penyelenggara Pendidikan Inklusif (SPPPI). Walaupun dari 40.000 SPPPI hanya sekitar 15 % yang gurunya sudah mendapatkan intervensi pelatihan. Hal ini tentunya menjadi PR besar dari Kemdikbudristek. Mengapa hal ini sangat penting? Setelah beberapa hari yang lalu beliau pergi ke Paris untuk menghadiri acara UNESCO mengenai inklusif. Terdapat beberapa rekomendasi diantaranya adalah

  • Membangun gerakan. Gerakan itu penting baik dari orangtua, masyarakat, warga sekolah, dan tentunya lintas sektor mengenai gerakan inklusif ini.
  • Membuat komunitas belajar antar guru.
  • Menggunakan teknologi.
  • Memperhatikan kearifan lokal untuk sebagai pijakan dalam menyelenggarakan pendidikan inklusif.

Pada tahun 2024 ini yang menjadi prioritas adalah sebanyak 50 persen satuan pendidikan untuk menyelenggarakan pendidikan inklusif. Bagaimana mekanismenya ? Kepala Sekolah dan Guru membuka modul pelatihan tingkat dasar untuk inklusif  tersebut di PMM (Platform Merdeka Mengajar). Pelatihan ini dibuka akses seluas-luasnya, sehingga tidak ada alasan bagi seorang kepala sekolah dan guru tidak mengetahui tentang cara menangani anak-anak berkebutuhan khusus di satuan pendidikan.

Pada modul ini terdapat 3 jenjang yakni tingkat dasar, tingkat menengah, dan tingkat mahir. Tingkat ini bukan merujuk kepada jenjang sekolah, namun adalah jenjang modul. Jadi setiap sekolahan baik PAUD, SD, SMP, dan SMA/SMK/SLB dapat mengaksesnya. Kabar gembiranya, bagi sekolah yang paling mau belajar dan siap melaksanakan disatuan pendidikan hingga tingkat mahir maka akan mendapatkan beasiswa untuk belajar ke luar negeri dengan pakar pendidikan inklusif terbaik didunia.

Setelah beberapa sambutan maka acara giliran acara dialog. Dialog ini diisi oleh Ibu Sariyati bahanah Kepala Sekolah SDN Belimbing Lama 2 Kabupaten Banjar Kalimantan Selatan, Bapak Mujiono guru bahasa inggris di SMA Negeri 1 Gedangan Sidoarjo Jawa Timur, dan Ibu Prof Nunuk Suryani. Dalam dialog ini diisi dengan testimoni dalam proses menghadirkan pendidikan inklusif di sekolah. Seperti kisah Ibu Sariyati yang memiliki anak berkebutuhan khusus dengan keterbelakangan mental yang hanya tinggal dengan neneknya saja. Untuk kesekolah pun harus melalui sungai.  Dulunya ketika kelas 1 , anak yang bernama Juhriansyah ini tidak bisa membaca,menulis, berangkat pun bersama neneknya. Sekarang ia kelas 3, alhamdulilah anak tersebut bisa membaca, dan menghitung dari angka 1-10. Lalu bagaimana sekolah memberikan pelayanan kepada Juhriansyah ? Caranya adalah membuat sekolah itu menyenangkan bagi dia dengan membiarkan saja Juhriansyah ini masuk kekelas manapun dan belajar dengan guru siapapun.

Berbeda dengan pengalaman Bapak Mujiono yang sekolahnya sudah sejak 2012 sudah termasuk program SPPPI. Walaupun di awal adanya program ini guru tersebut bingung dan cenderung menolak hingga kegiatan pembelajaran pun berjalan seperti biasa. Namun, pada 2013 ketika beliau mengikuti kegiatan parenting, disana ia mulai berubah karena narasumbernya mengatakan bahwa Allah tidak menciptakan sesuatu kalau tidak ada manfaatnya, Bagi manusia ia tidak berguna, tetapi bagi Allah dia sempurna. Barangkali melalui tangan anak tersebut dosa kita akan dihapus oleh Allah dan diangkat derajat kita disisi Allah. Betapa berutungya  jika suatu saat di padang mahsyar anak tersebut berkata bahwa tidak ada yang mau untuk mengajarinya  namun bapak fulan ini mengajarinya, oleh karena itu ampuni setiap dosanya, dan masukkan ia kedalam surga. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun