Mohon tunggu...
editan to
editan to Mohon Tunggu... Wiraswasta - Mengelola Usaha Percetakan

memperluas cakrawala

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Sepak Terjang Ali Kalora Bunuh Jemaat Gereja di Sigi

28 November 2020   17:29 Diperbarui: 30 November 2020   17:43 653
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pembakaan dan pembunuhan sadis 4 Warga di Sigi. (Foto: SuryaKepri)

PERISTIWA di luar batas kemanusian terjadi di Desa Lemban Tongoa, Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah. Empat anggota keluarga terdiri dari mertua, anak, dan menantu dibunuh secara sadis. Kabarnya, dua dipenggal kepala, satu orang nyaris leher putus, dan satu orang dibakar.

Kejadian yang terjadi pada Jumat pagi, 27 November 2020, itu menimpa jemaat gereja Bala Keselamatan. Ketua Umum Persekutuan Gereja-gereja Indonesia (PGI) Gomar Gultom mengatakan selain pembunuhan sadis juga terjadi pembakaran enam rumah termasuk satu rumah yang dijadikan sebagai pelayanan umat alias gereja.

Pembunuhan sadis tersebut perlu mendapat perhatian dan penanganan tuntas oleh aparat. Kepolisian mengaitkan dengan Kelompok Mujahidin Indonesia Timur (MIT) Poso yang selama ini belum berhasil dibereskan dalam operasi Tinombala. Padahal upaya penindakan  sudah lama dilakukan termsuk Tinombala sejak 2016.

Kelompok Santoso yang berhasil dilumpuhkan kemudian beralih kepimpinan kepada Ali Kalora alias Ali Ahmad memang sangat keji dalam mengesekusi siapa pun. Mereka pernah membunuh seorang warga penambang emas di mana kepala korban diletakkan di atas jembatan sedangan badannya dibuang di hutan.

Pada akhir Juli 2020 lalu, istri Ali Kalora yaitu Ummu Syifa berhasil dibekuk ketika dalam perjalanan bergabung dengan Ali. Anehnya wanita itu baru mengaku  bergabung 23 hari dengan kelompok teroris tersebut.

Polisi juga berhasil membekuk pengikut Ali lainnya yang berniat mengirimkan uang sebesar Rp 1.590.000 dan makanan berupa kue kepada kelompok MIT dan mengantar anggota baru.

Tak berselang lama pada awal Agustus 2020 dua petani ditangkap kelompok Ali. Satu orang dibunuh dengan ditusuk, seorang yang lain berhasil kabur. Kelompok itu juga diduga membunuh seorang purnawirawan TNI pada pertengan Agustus lalu. Motor sang perunawirawan dirampas.

Bila diruntut ke belakang kelompok Ali Kalora ini sudah menimbulkan banyak korban jiwa. Hal itu juga menunjukkan ketidak-berdayaan negara dalam menuntaskan segelintir warga sipil bersenjata mengatasnamakan agama.

Bagaimana mungkin negara yang dengan pasukan TNI dan polisi yang dipersenjatai serba canggih harus kalah dengan Ali Kalora. Oleh kelompok yang ingin mendirikan negara dengan paham yang jelas bertolak belakang dengan NKRI.

Kelompok Ali Kalora merupakan perkumpulan segelintir orang yang jumlahnya dari puluhan menjadi belasan. Namun tidak adanya penuntasan kasus tersebut bisa membuat kelompok ini menarik anggota baru.

Buktinya, Ummu Syifa yang baru bergabung beberapa hari. Juga Seorang anggota pengantar dukungan uang yang mengantar anggota baru bagi kelompok teroris tersebut. Artinya, bahwa kelompok tersebut masih leluasa melakukan perekrutan anggota baru termasuk dukungan mendapatkan dukungan finansial dari simpatisan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun