Hanya saja menurut relawan Jokowi Mania (JoMan), akhir Oktober lalu, berdasar evaluasi mereka. Ada menteri yang layak dicopot. Ketua Umum JoMan Immanuel Ebenezer menyebut lima menteri layak direshuffle.
Ia menyentil menteri berinisial P. Sang menteri tersebut dituding malah asyik berbisnis dan berpolitik untuk mempersiapkan Pilpres 2024. Memang P di sini multi tafsir. Selain Prabowo Subianto ada nama berawal P seperti Pratikno atau Pramono Anung. Namun, apa iya kedua nama terakhir itu bakal nyapres?
Partai Gerindra kemudian melakukan pembelaan. Prabowo berkinerja terbaik karena banyak dipercaya Jokowi,  misalnya memimpin Food State alias lumbung pangan di Kalimantan Tengah.
Jika ukurannya banyak dipercaya, kenapa tidak Luhut Binsar Pandjaitan yang mengurusi maritim, investasi, hingga ditugasi membeli vaksin corona.
Alasan lain dikemukan Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi, sebagai Menhan, Prabowo dinilai memiliki latar belakang yang sesuai, yakni mantan Danjen Kopassus.
Bila alasan karena ada kesesuain dengan latar belakang kenapa tidak Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto. Jenderal sekaligus dokter mumpuni di bidang cuci otak yang tiada tandingannya.
Terawan juga sukses mengendalikan penyebaran Covid-19 dan diakui WHO. Dengan jumlah penduduk nomor empat dunia jumlah kasus pasien positif di urutan ke-19.
Namun, perlu dicatat. Meskipun menteri berkinerja terbaik tetapi berdasar survei yang juga sudah dipublikasikan, Prabowo bukan urutan pertama sebagai calon presiden.
Elektabilitas Prabowo dalam beberapa survei terakhir dikalahkan Geburnur Jawa Tengah Ganjar Pranowo. Bahkan, mulai disusul Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.
Pilpres masih cukup lama. Segala kemungkinan masih terjadi. Termasuk penilaian Jokowi terhadap para pembantunya, tidak terkecuali Prabowo Subianto.
Semoga kinerja terbaik menginspirasi Prabowo untuk tetap menjadi menteri terbaik.Â