Mohon tunggu...
edgu nawan
edgu nawan Mohon Tunggu... -

edgu

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Hidup adalah Sebuah Rumah

27 Agustus 2017   05:44 Diperbarui: 27 Agustus 2017   06:56 237
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Ibarat sebuah rumah, pondasi rumah adalah syahadat, tiang adalah shalat, atap adalah puasa, dinding adalah zakat, dan teras serta pekarangan rumah adalah haji.. semua menjadi satu kesatuan yang sangat kokoh dan indah apabila semua komponen itu terpenuhi. 

Sementara itu, segala hal pernak pernik lain dalam rumah, bisa diibaratkan sebagai sunnah, seperti ada sofa atau kursi, cat jenis apa dan warna apa, lemari, meja dan lain-lain...

Mendirikan sebuah rumah, biasanya sudah ada pakem tersendiri, pondasi harus bagaimana, tiang harus menggunakan  bahan apa, komposisi campurannya seperti apa, semua sudah ada petunjuk tekhnisnya. Sedangkan mengenai bahan dan jenis rumah, mau permanen atau semi permanen, semua tergantung dari modal yang dimiliki sipembuat, tidak ada permasalahan disini, kalaupun ada perdebatan atau masalah, biasanya terletak pada hal apakah anggarannya cukup untuk menggunakan salah satu jenis bahan atau tidak. Dan masalah ini biasanya bisa diselesaikan sebelum rumah itu berdiri, serta tidak ada perdebatan lanjutan jika keputusan sudah diambil mengenai bangunan seperti apa yang telah disepakati.

Berbanding terbalik dengan bangunan rumah itu sendiri, yang secara garis besar jarang menimbulkan permasalahan, usaha untuk mempercantik atau untuk memenuhi perkakas demi kemudahan, kesenangan dan keindahan rumah itulah yang sering menjadikan permasalahan para penghuninya. Cat rumah harus warna apa, ada yang suka kuning, ada yang suka hijau dan ada yang suka merah. begitu juga dengan gorden, meja, kursi, lemari. Hal-hal kecil ini, yang sering menjadikan perdebatan yang tidak ada akhirnya dalam sebuah rumah. Bahkan sampai menimbulkan perkelahian yang saling melukai diantara para penghuninya. 

jadi....??!!!

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun