Lelaki Misterius
Orang dengan tampilan preman, rambut gondrong dan jambang lebat itu mulai bergerak menuruni tangga ke arah sungai. Aku dan Rudi pun sudah siap pasang kuda kuda untuk berlari jika memang orang tersebut punya niat jahat pada kami. Meskipun kami tak tahu harus pergi kemana. Yang ada di sekitar sungai itu hanyalah semak belukar saja. Sedangkan di bagian belakangnya masih ditutupi oleh hutan jati yang lebat dan luas.
"Rud, ambil kayu itu." Aku meminta Rudi untuk siaga.
Begitu cepat sekali orang itu menuruni bukit hingga ke dasar lembah. Sepertinya dia hapal sekali medan terjal di sini.
"Hei... Siapa kalian? Apa yang sedang kalian lakukan di sini?" Orang itu mengulang pertanyaannya sekali lagi.
"Kami hanya mau membersihkan sampah ini." Rudi menggeser geser sampah dekat kakinya dengan kayu di tangannya.
"Jangan bohong! Aku belum pernah melihat kalian di sini."
"Kami mahasiswa yang lagi praktik kerja lapang di sini." Aku mempertegas keberadaan kami.
"Oh... kalau begitu aku minta maaf. Aku sering ke hutan ini dan permandangan seperti ini sering terjadi jika ada warga desa melaksanakan tradisi bersih Kampung." Orang itu menunjuk sampah sampah yang berserakan di sekitar sungai.
"Aku Budi dan ini temanku Rudi. Kami mahasiswa kehutanan yang sedang melakukan praktik di hutan itu." Tanganku kuarahkan ke lebatnya kanopi pohon jati di hadapan kami.
"Sedang apa kalian di sini?"