Mohon tunggu...
I Ketut Suweca
I Ketut Suweca Mohon Tunggu... Dosen - Dosen - Pencinta Dunia Literasi

Kecintaannya pada dunia literasi membawanya suntuk berkiprah di bidang penulisan artikel dan buku. Baginya, hidup yang berguna adalah hidup dengan berbagi kebaikan, antara lain, melalui karya tulis.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Tanamilah Dirimu Sendiri

1 Juni 2012   08:13 Diperbarui: 25 Juni 2015   04:31 132
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Dalam penerbangan ke Manado belum lama ini, saya membaca sebuah artikel bagus di Majalah Garuda, edisi Mei 2012. Di situ dimuat hasil wawancara dengan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI, Mohammad Nuh. Saking menariknya artikel itu, saya membacanya hingga dua kali. Pertama, pada saat penerbangan dari Denpasar ke Ujungpandang, dan kedua, dari Ujungpandang ke Manado. Membaca sekali saja rasanya belum puas, belum nyantol dalam otak yang sudah mulai karatan ini, he he he.

Eskalator Sosial

Apa isi artikel tersebut? Mohammad Nuh antara lain mengatakan bahwa pendidikan itu adalah eskalator sosial. Maksudnya, dengan pendidikan, tak hanya ilmu pengetahuan akan bertambah, kualitas kehidupan yang meliputi kesehatan dan pendapatan akan lebih baik. Saya dapat memahami jalan pikiran M. Nuh yang menyebutkan pendidikan itu sebuah eskalator sosial. Kesimpulannya, dengan pendidikan yang baik, maka kualitas hidup pun akan lebih baik. Jadi, ada korelasi positif antara tingkatan pendidikan dengan kualitas hidup seseorang. Karena itu, Mohammad Nuh menganjurkan kita untuk sekolah, sekolah, dan sekolah. Jangan pernah berhenti belajar dengan konsep long life education.

Mohammad Nuh juga memberikan pengandaian, bahwa “Kalau kesehatan itu adalah hardware, maka pendidikan adalah software.” Kalau saya interpretasikan penuturan Pak Mendikbud itu, maka, pertama-tama, kesehatan itu penting, dan pendidikan pun tak kalah pentingnya. Kedua hal itu, pendidikan dan kesehatan, sama-sama urgen dalam kehidupan seseorang. Maka, keduanya mesti jalan berbarengan, bagai hardware dan software pada komputer.

Menanami Diri Sendiri

Sampai di sini, saya teringat dengan sebuah buku berwarna kuning pucat dan tipis yang berisi tentang ketokohan seorang Ida Pedanda Sidemen. Saya membaca buku itu sudah lama sekali, meminjam dari seorang teman. Terkait dengan konsep pendidikan, Ida Pedanda Sidemen mengatakan, “Yen tuara ngelah karang-carik, deweke tandurin.” Seperti itulah kata beliau sebagaimana tertulis dalam buku tersebut.

Apa artinya?Kurang-lebih maknanya begini: “Jika engkau tidak punya sawah-ladang, maka tanamilah dirimu sendiri.” Secara harfiah mungkin bisa dijelaskan, bahwa bagi seseorang yang tak memiliki harta benda atau kekayaan apa pun, seyogianya menjadikan dirinya sebagai sawah-ladang yang ditanami. Mungkin tuturan yang bernada filosofis ini sejalan dengan pemikiran betapa pentingnya pendidikan itu untuk mencapai tingkatan kehidupan yang lebih baik. Juga, tak masalah kalau kita tak dilimpahi harta-benda (yang diwakilkan dengan tanah-ladang), asalkan memiliki pendidikan yang baik. Karena, pendidikan yang baik itulah yang sejatinya “harta-kekayaan” yang tak pernah bisa dicuri, bahkan akan bertambah terus jika dibagikan kepada orang lain.

Mari kita renungkan anjuran kedua tokoh itu: Ida Pedanda Sidemen dan Mohammad Nuh. Semoga dapat dipetik manfaatnya. Selamat berkarya.

( I Ketut Suweca , 1 Juni 2012).


Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun