Kalau kita bertanya kepada kebanyakan orang, apakah sebuah organisasi atau perusahaan bisnis memiliki tujuan utama untuk meraih keuntungan sebanyak-banyaknya, kemungkinan besar jawabannya adalah "ya."
Argumentasinya, bisnis memang diarahkan untuk mendapatkan profit, jika mungkin keuntungan itu sebesar-besarnya. Untuk itulah organisasi bisnis didirikan.
Mengejar Profit?
Benarkah pendapat seperti itu? Pendapat itu, menurut penulis, tidak salah. Hanya saja, berorientasi hanya pada keuntungan sebesar-besarnya, bisa membawa perusahaan lupa diri dalam praktiknya.
Artinya, perusahaan bisa melakukan segala daya dan upaya untuk meraih profit yang sebanyak-banyaknya. Jika demikian halnya, bukan tidak mungkin berbagai jurus diterapkan, yang penting mendatangkan keuntungan bagi perusahaan.
Jika untuk menggapai profit tersebut dilandasi dengan pemikiran dan tindakan yang benar, tentu tidak akan menjadi masalah.
Sebaliknya, apabila profit itu dikejar dengan tindakan-tindakan yang tidak etis, tidak mempedulikan nilai-nilai etika dan moral dengan menghalalkan segala cara, maka akan berdampak buruk bagi konsumen dan para pihak lainnya.
Misalnya, perusahaan tidak memerhatikan kesehatan, keselamatan, dan kesejahteraan karyawan, lalu membuang limbah sembarangan, tidak peduli terhadap lingkungan sekitar, serta melanggar peraturan yang berlaku, dan sejenisnya.
Perusahaan yang semata-mata mengejar keuntungan mempunyai kecenderungan mengabaikan etika bisnis.
Dalam waktu tertentu mungkin perusahaan seperti ini bisa eksis, tapi selama jangka panjang? Ia akan terpuruk oleh perilakunya sendiri.Â