Mohon tunggu...
I Ketut Suweca
I Ketut Suweca Mohon Tunggu... Dosen - Pencinta Dunia Literasi

Kecintaannya pada dunia literasi membawanya suntuk berkiprah di bidang penulisan artikel dan buku. Baginya, hidup yang berguna adalah hidup dengan berbagi kebaikan, antara lain melalui karya tulis dan aktivitas mengajar.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Dear Mahasiswa, Agar Nilai Ujian Lebih Baik, Jawablah Pertanyaan secara Lengkap!

24 Februari 2024   05:24 Diperbarui: 27 Februari 2024   16:13 488
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mahasiswa sedang mengikuti ujian di kampus (Sumber: cambridge.org).

Saya terkadang merasa penasaran sekaligus gemas dengan mahasiswa yang malas menulis saat menghadapi ujian. Ya, ada mahasiswa yang menulis jawaban ujian, apakah itu UTS atau UAS, sekadarnya saja. Padahal, sudah jelas dicantumkan di soal dengan kata "Jelaskan..." Tetapi,  tetap saja jawabannya singkat. Untuk menjelaskan, paling  banter yang bersangkutan hanya menulis satu alinea pendek saja. Nah, kalau sudah begini, bagaimana dosen bisa memberi nilai bagus?

Beberapa Penyebab

Barangkali ada beberapa alasan mengapa ada beberapa mahasiswa cenderung tidak menulis jawaban atas soal ujian secara lengkap.

Yang pertama, kemungkinan yang bersangkutan tidak tahu atau kurang tahu jawaban dari soal yang mesti dia jawab. Karena kurang tahu atau tidak memahami jawabannya, ya, terpaksa sekadar menulis saja. Sekadar menjawab, itupun entah benar, entah tidak.

Kalau pun ada keinginan menulis lebih lengkap, tapi persoalannya mau menulis apa karena tidak tahu apa yang mesti ditulis. Persoalannya terletak pada kurangnya persiapan sebelum memasuki ujian. Salah satunya tidak membaca materi kuliah dengan baik.

Yang kedua, ada juga mahasiswa yang terjangkit "penyakit" malas menulis. Mungkin dalam pikiran yang bersangkutan, yang penting sudah menjawab daripada tidak sama sekali. Alhasil, hanya halaman depan kertas jawaban double folio yang berisi tulisan, sedangkan halaman berikutnya kosong melompong padahal ada 5 soal esai yang mesti dijawab.

Mahasiswa seperti ini boleh dibilang tipe yang malas menulis, tidak ada kemauan untuk menulis lebih lengkap lagi. Dengan menulis singkat atau sedikit saja, dia merasa sudah cukup. Ia tidak merasa perlu meraih nilai ujian yang lebih baik, apalagi nilai sempurna.

Selanjutnya, yang ketiga, mahasiswa menjawab sekadarnya saja mungkin karena mengalami kesulitan menuliskan ide-idenya. Sebetulnya ia masih memiliki pemikiran atau jawaban  lebih lengkap terhadap soal esai di hadapannya. Tetapi karena kemampuan menulisnya terbatas, maka dia cukupkan saja dengan menulis singkat.

Dengan kata lain, gagasan atau ide sebenarnya masih ada, tapi ia merasa kurang pandai menuliskannya ke atas lembar jawaban. Akibatnya, apa yang ada dalam pikirannya tidak seluruhnya tertuang ke atas kertas. Soal yang sebenarnya bisa dijawab dengan lebih lengkap akhirnya hanya dijawab secara singkat atau sekadarnya saja.

Hindari Menulis Sekadarnya

Fenomena seperti digambarkan di atas acapkali terjadi pada saat mahasiswa menghadapi ujian sehingga hasilnya kurang memadai. Hasil ujiannya hanya sedang-sedang saja. Karena malas menulis, lantaran merasa kurang mampu menuangkan gagasan secara clear, karena emoh menjawab lebih lengkap, akibatnya nilai ujiannya pun tidak maksimal.

Kalau mahasiswa ingin mendapatkan nilai yang lebih tinggi atau lebih baik, seyogianya dia mesti menjawab soal dengan sebaik-baiknya. Diupayakan menjawab dengan sebaik mungkin, selengkap mungkin, bukan sekadar menjawab.

Mungkin terjadi, sebenarnya mahasiswa mampu menjawab lebih baik atau lebih lengkap dengan daya pikir yang dimilikinya. Namun, pada kenyataannya dia tidak menuangkan seluruh pemikirannya ke atas kertas. Sebagian dituangkan, sebagian lagi masih tersimpan dalam pikiran, tidak dituliskan. Kalau seperti ini terjadi, akan sulit bagi mahasiswa untuk mendapatkan nilai yang memuaskan.

Dasar Penilaian Dosen

Harus diingat, dosen memberi nilai atas apa yang dijawab secara tertulis oleh mahasiswa. Dosen tidak bisa memberi nilai atas apa yang masih tersimpan dalam benak mahasiswa tanpa dituliskannya ke atas kertas.

Lalu, bagaimana? Untuk memperoleh nilai yang lebih baik maka tidak ada pilihan lain selain menjawab dengan selengkap-lengkapnya. Karena, dengan menjawab lengkap atas pertanyaan dalam soal ujian, peluang mendapatkan nilai lebih tinggi akan kian terbuka.

Tapi, -- ada tapinya, asal tulisan tersebut tidak menjadi bertele-tele, tidak berputar putar sekadar dibuat panjang, melainkan lantaran ada gagasan yang lebih lengkap yang ingin dituangkan.

Nah, sudah saatnya mahasiswa berusaha menjawab soal esai dengan lebih lengkap, sistematis, dan logis untuk nilai yang lebih baik.

(I Ketut Suweca, 24 Februari 2024).

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun