Mohon tunggu...
I Ketut Suweca
I Ketut Suweca Mohon Tunggu... Dosen - Dosen - Pencinta Dunia Literasi

Kecintaannya pada dunia literasi membawanya suntuk berkiprah di bidang penulisan artikel dan buku. Baginya, hidup yang berguna adalah hidup dengan berbagi kebaikan, antara lain, melalui karya tulis.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

"Slow Living" Menjadi Gaya Hidup Masa Kini, Bagaimana Praktiknya?

24 Mei 2023   13:28 Diperbarui: 25 Mei 2023   18:51 2128
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi slow living (Sumber: Freepik)

Setiap detik, setiap menit, dan setiap jam yang kita lewati, benar-benar kita rasakan, hayati, dan nikmati prosesnya.

Keempat, kurangi multitasking. Banyak orang merasa bangga dengan multitasking. Mereka bangga betapa mereka mampu mengerjakan banyak hal dalam suatu satuan waktu tertentu.

Sebenarnya multitasking bukan tidak boleh atau tidak baik, hanya pola ini lebih mengantarkan si empunya pada stres bahkan depresi lantaran dijejali pelbagai pekerjaan yang menumpuk dan tanpa jeda. Bagai orang yang lari jarak jauh tanpa istirahat sama sekali.

Para multitasking yang pada awalnya mungkin akan merasa hebat dan bangga atas capaiannya, tapi pada akhirnya akan menyerah.

Mereka kemudian menyadari bahwa mereka punya keterbatasan, baik secara fisik maupun dalam kesanggupan secara mental. Kebosanan, keletihan, stres dan bahkan penyakit akibat kerja akan menjadi alasan untuk mengurangi beban kerja.

Kelima, berani mengatakan "tidak". Terkadang orang lain, terutama atasan atau pimpinan memberikan pekerjaan berlebihan kepada kita.

Kita pun akhirnya merasa itu menjadi beban yang memberatkan, apalagi terjadi berulangkali. Tak peduli, hari libur, Sabtu, dan Minggu pun, kita diberikan pekerjaan yang mesti segera diselesaikan.

Bagaimana menghadapi hal ini? Apakah kita akan menerima semuanya dengan begitu saja? Boleh juga.

Akan tetapi, jika kita merasa sungguh terbebani sehingga tak ada waktu untuk me time atau untuk keluarga, kita berhak mengatakan "tidak" terhadap atasan atau bos kita. Tentu saja menolaknya secara santun tanpa menyinggung perasaannya.

Keenam, miliki waktu untuk diri dan keluarga. Di samping waktu me time yang khusus untuk sesekali memanjakan diri, perlu juga waktu untuk kita luangkan bersama keluarga. Keluarga adalah bagian penting dalam hidup kita dan menjadikan hidup lebih bermakna.

Oleh karena itu, kita perlu menyediakan waktu untuk keluarga kita. Misalnya dengan bersantai sejenak di rumah, berkunjung ke pantai, atau ke tempat wisata, dan lainnya. Tujuannya adalah untuk menikmati kebersamaan dan memperkokoh hubungan satu sama lain.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun