Mohon tunggu...
I Ketut Suweca
I Ketut Suweca Mohon Tunggu... Dosen - Dosen - Pencinta Dunia Literasi

Kecintaannya pada dunia literasi membawanya suntuk berkiprah di bidang penulisan artikel dan buku. Baginya, hidup yang berguna adalah hidup dengan berbagi kebaikan, antara lain, melalui karya tulis.

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Penulis Tipe "Morning Person", Andakah Itu?

19 Oktober 2021   04:50 Diperbarui: 19 Oktober 2021   06:58 483
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi penulis morning person (Sumber gambar: horizont.net).

Apakah pembaca pernah membaca atau mendengar istilah morning person? Istilah ini merujuk pada seseorang yang terbiasa bangun pagi dan mulai bekerja dengan penuh semangat. Morning person menyukai bangun pagi dan aktif melakukan satu atau lebih aktivitas.

Mereka yang termasuk morning person biasanya akan tidur lebih awal. Tipe ini tidak suka begadang. Mungkin sekitar pukul 22.00. Mereka akan bangun pagi-pagi, sekitar pukul 04.00-05.00.

Setelah bangun, mereka akan menggerakkan tubuhnya sejenak untuk melenturkan otot-otot yang masih kaku sekaligus menghidup udara segar di pagi hari. Setelah berolahraga sejenak dan minum segelas air hangat, barulah mereka memulai aktivitas.

Bangun pagi memberinya kesempatan yang lebih leluasa dan relatif panjang untuk mengerjakan satu atau lebih pekerjaan. Dibandingkan dengan mereka yang terbiasa bangun siang, para morning person pada umumnya lebih produktif.

Tentu saja yang disebut morning person tidak persis sama dalam hal waktu maupun aktivitas, ada variasinya di sana-sini. Tergantung kebiasaan orang per orang. Misalnya, tentang waktu mereka bangun pagi akan ada sedikit perbedaan. Begitu pula aktivitas pertama yang dilakukan segera setelah bangun pagi.

Yang pasti, mereka adalah barisan orang-orang yang terbiasa bangun pagi dan memulai aktivitasnya sebelum matahari terbit di ufuk timur.

Morning Person dari Paris

Jelaslah bahwa orang yang rajin bangun pagi atas kehendak dan kesadaran sendiri dikenal dengan sebutan morning person.

Demikian juga dengan mereka yang berprofesi sebagai penulis atau pengarang. Banyak pengarang yang memilih bangun pagi dan segera memulai pekerjaan atau aktivitasnya sebagai penulis. Jadi, dalam dunia tulis-menulis pun ada penulis yang bertipe morning person.

Salah satunya adalah Simone de Beauvoir. Penulis yang lahir di Paris, Perancis ini, mengaku terbiasa mulai menulis pada pagi hari.

Penulis novel The Mandarins ini bertutur tentang waktu produktifnya. Setiap hari ia selalu menyempatkan diri untuk memulis dari pagi hingga siang hari.

Itu dilakukannya setelah minum teh di pagi hari dan membaca koran, majalah atau buku-buku yang dianggapnya penting. Setelah menulis, ia akan mengunjungi para sahabatnya atau pergi shopping.

Bagi Simone, kombinasi kegiatannya itu sangat menyenangkan dan memacunya untuk produktif menulis.

Simone akan kembali menulis pada sore hingga malam hari, antara pukul 17.00 hingga pukul 21.00. Begitulah Simenon memanfaatkan waktunya untuk menulis dan melakukan kegiatan lainnya yang membuatnya bersemangat.

Untuk memperkaya wawasan, dia mengaku menyukai traveling. Ia mengunjungi sejumlah negara. Tidak hanya negara-negara di Eropa, bahkan Amerika dan Asia. Di Asia, ia suka berkunjung ke Jepang dan China.

Mulai di Pagi Hari dengan Selingan

Hampir mirip dengan Simenon, penulis lain yang bernama Maya Angelou mulai menulis pada pukul 06.00 sampai sore hari, sekitar pukul 18.00, diselingi dengan beberapa aktivitas lainnya.

Siang harinya, kalau panas, ia akan mandi. Bila merasa jenuh, penulis kelahiran St Louis, Missouri, Amerika Serikat ini akan mengalihkan perhatiannya dengan memasak atau shopping.

Maya Angelou selalu mengkondisikan dirinya in the mood agar tetap produktif. Kuncinya adalah menyenang-nyenangkan diri.

Shopping dan memasak adalah kegemarannya. Ia menganggap kedua aktivitasnya itu sebagai rekreasi yang menyenangkan untuk menghidupkan semangatnya menulis.

Untuk itu, penulis novel A Brave and The Starling Truth ini  selalu menyediakan makan pagi dan makan malam, masakannya sendiri. "Menikmati hidup itu perlu bagi penulis agar tidak stres," ujar penulis yang memiliki nama asli Marguerite Johnson ini.

Ia juga mengaku sangat menyukai keindahan dan kerapian. Ruang kerjanya selalu ditatanya dengan apik. Ini memberikan inspirasi untuk berkarya, khususnya menulis.

"Saya menulis selalu berusaha menggunakan bahasa yang indah. Bahasa yang indah adalah melodi. Untuk memulai menulis, berdoa dulu," katanya. 

Menulis Sebelum Fajar

Selanjutnya, penulis Toni Marrison mempunyai gaya tersendiri dalam menjalani kehidupannya sebagai penulis.

Perempuan kelahiran Ohio, Amerika Serikat yang memiliki nama asli Chloe Anthony Worrford ini dikenal sebagai orang yang sangat mencintai bahasa.

Kecintaannya pada bahasa bukan melulu karena bahasa sebagai alat komunikasi, bahkan juga sebagai sumber seni sastra dan peradaban.

Pada saat menulis, penulis novel The Bluest Eye ini mengaku sangat menikmati apa yang ditulisnya. Ia menulis karya-karyanya dengan terlebih dahulu ditulis dengan pensil.

Baginya, pensil merupakan alat yang sangat penting dalam mendukung profesinya. Bila tidak ada pensil, ia akan menggunakan pulpen untuk menulis konsep tulisannya. Setelah karyanya sudah dianggapnya oke, barulah dituangkannya ke mesin ketik.

Bagaimana dengan waktu kreativitasnya? Kegiatan menulis sudah dipatoknya, yaitu sebelum fajar menyingsing. Ia mengaku sebagai morning person.

"Saya jadi terbiasa bangun pagi, karena sering dibangunkan oleh anak-anak ya minta susu. Mama-mama minta susu," tutur Toni Marison mengenang masa-masa indahnya ketika baru menjadi seorang ibu, sebagaimana dikisahkan dalam buku Menulis Itu Mudah karya Sukino.

Marison mengaku hanya bisa menulis pada pagi hari dan akan sulit setelah bekerja sepanjang hari, misalnya mengajar. Baginya, menulis benar-benar membutuhkan konsentrasi.

Ide Mengalir Pukul 09.00

Contoh berikutnya adalah peraih Nobel Sastra, William Faulkner. Dikatakan bahwa dia hanya bisa menulis ketika mendapatkan isnpirasi -- dan hebatnya, ia selalu mendapatkannya sekitar pukul 9 pagi.  

Ia sudah menjaga rutinitas menulisnya pada waktu tersebut. Dengan begitu, Faulkner selalu mendapatkan inspirasi dan gagasan pada saat itu.

Kalau orang lain mungkin ada yang memandang pekerjaan rutin itu sebagai siksaan dan membosankan, bagi Faulkner justru menguntungkan karena pada saat itulah ide-idenya mengalir deras.

Demikianlah beberapa contoh proses kreatif dan kemunculan waktu kreatif para penulis ternama di dunia.

Bagaimana dengan Anda? Adakah Anda seorang morning person seperti mereka? Atau, Anda termasuk night person, penulis yang menulis pada malam hari?

Semuanya terserah kebiasaan dan kenyamanan kita masing masing, disesuaikan dengan hadirnya kelindan gagasan yang meminta dituliskan melalui tangan kita.

(I Ketut Suweca, 19 Oktober 2021).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun