Mohon tunggu...
I Ketut Suweca
I Ketut Suweca Mohon Tunggu... Dosen - Dosen - Pencinta Dunia Literasi

Kecintaannya pada dunia literasi membawanya suntuk berkiprah di bidang penulisan artikel dan buku. Baginya, hidup yang berguna adalah hidup dengan berbagi kebaikan, antara lain, melalui karya tulis.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Inilah 5 Alasan Mendasar Mengapa Kita Perlu Bersyukur Setiap Hari!

24 Februari 2021   19:41 Diperbarui: 25 Februari 2021   03:50 515
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bersyukur setiap hari (Sumber: creativemarket.com)

Ketika baru siuman di pagi hari, ingatkah kita bersyukur? Ketika hendak sarapan, apakah kita ingat bersyukur? Ketika berhasil keluar dari kesulitan yang berat, apakah kita bersyukur? Ketika kita menyelesaikan tugas di akhir hari, sudahkah kita bersyukur?

Terdapat 5 Alasan Mendasar

Bersyukur (grateful) adalah jalan yang banyak sekali manfaatnya bagi kehidupan kita sebagai manusia. Bersyukur memberikan kita kekuatan lahir-batin untuk menjalani kehidupan dengan langkah yang lebih mantap.

Tanpa syukur, kita tidak akan pernah merasakan kebahagiaan dalam kehidupan ini, selalu saja merasa kekurangan dan ketidakpuasan.

Semakin sering kita kita bersyukur atas apa pun keadaan yang kita alami, semakin baik. Dengan rasa syukur, kita akan diantarkan pada suatu keadaan rohani yang semakin baik yang dibarengi dengan keadaan badani yang kian sehat-walafiat.

Mari kita bahas lebih lanjut 5 alasan mendasar mengapa seyogianya kita "melantunkan" rasa syukur ini setiap hari dari hati yang tulus dan murni.

Kemahakuasaan Tuhan

Pertama, dengan bersyukur berarti kita mengakui kemahakuasaan. Tuhanlah yang sesungguhnya menentukan hasil dari apa yang kita kerjakan. Kewajiban kita sebagai manusia adalah bekerja dengan sebaik-baiknya, seperti apa hasilnya diserahkan kepada Tuhan.

Mengakui keberadaan Tuhan berarti juga kita, sebagai manusia, telah menunjukkan sikap rendah hati. Bahwa kita sejatinya bukanlah penentu terakhir, masih ada Sang Causa Prima, yang menentukan perjalanan hidup setiap makhluk dan semesta ini. Kita sangat tergantung kepadaNya.

Maka, menjadi kewajiban kita untuk berusaha memperjuangkan cita-cita dengan sebaik-baiknya. Hanya itu yang bisa kita lakukan. Hasilnya, kita serahkan kepada Tuhan sebagai penentu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun