Bisa Berbagi untuk Banyak Orang
Buku benar-benar sudah menjadi teman karib saya sejak dulu. Â Dan, berawal dari membaca buku itulah saya mulai bisa berbagi kepada banyak orang.
Dari buku-buku itu saya mulai bisa berbicara tentang suatu topik yang menarik perhatian. Berbicara di depan para sahabat di kantor, berbicara di depan para mahasiswa di kampus, berbicara di organisasi yang saya ikuti, dan di tempat lainnya.
Kegiatan berbicara itu bukan dimaksudkan sebagai bentuk pamer -- dengan sedikit pengetahuan yang saya miliki, melainkan sebagai cara untuk berbagi kebaikan dengan memberi referensi dan motivasi kepada para sahabat lainnya, terutama yang lebih muda.
Dengan perantaraan buku pula saya bisa berbagi tulisan di sini dan di media lainnya sebagai bentuk balas budi atas anugerah terindah yang diberikan Tuhan kepada saya.
Tuhan sudah mempertemukan saya dengan banyak penulis melalui buku-buku mereka, mengapa saya tak tergerak untuk membagikan sedikit isinya kepada orang lain?
Tanpa didampingi buku, tanpa membaca, apa yang bisa saya bagikan? Mungkin tidak banyak. Buku-lah yang, saya rasa, paling banyak menuntun kehidupan saya di samping kontribusi dan peran pihak lain atau faktor lainnya.
Buku telah membawa saya untuk menulis, berbicara, dan lebih memahami hidup dan kehidupan ini.
Buku juga membawa saya keluar secara perlahan-lahan dari tempurung kebodohan yang melenakan: menjadi manusia yang tahu bahwa dirinya tidak tahu.
( I Ketut Suweca, 10 Januari 2021).