Mohon tunggu...
I Ketut Suweca
I Ketut Suweca Mohon Tunggu... Dosen - Dosen - Pencinta Dunia Literasi

Kecintaannya pada dunia literasi membawanya suntuk berkiprah di bidang penulisan artikel dan buku. Baginya, hidup yang berguna adalah hidup dengan berbagi kebaikan, antara lain, melalui karya tulis.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Mau Anak Cerdas dan Berbudi Pekerti Luhur? Awali dari Kebiasaan Mendongeng!

29 November 2020   15:35 Diperbarui: 30 November 2020   09:58 801
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi mendongeng| Sumber: KatarzynaBialasiewicz via Kompas.com

Mendongeng. Apa yang terpikir ketika membaca atau mendengar kata itu? Membayangkan seorang kakek sedang mendongeng di depan cucunya? Teringat dengan buku dongeng yang pernah dibaca, dulu?

Apapun ingatan yang muncul dari kata mendongeng, dipastikan mendongeng dan mendengarkan dongeng itu bertujuan baik.

Kakek yang Mendongeng

Mari kita bahas lebih lanjut tentang hal ini, dimulai dari kisah saya saat menikmati dongeng kakek (uwa), dulu.

Ketika masih anak-anak, seumur SD, saya, kakak, dan adik seringkali menikmati dongeng dari kakek menjelang tidur.

Mungkin sebutannya bukan dongeng ya, melainkan cerita lama yang masih sangat dikenal hingga kini seperti kisah Mahabharata dan Ramayana. Kedua epos besar itulah, yang bagian-bagian kecilnya, saya serap dari kakek saat beliau bercerita.

Mendongeng melalui buku (Sumber gambar: kidsfirstcommunity.com)
Mendongeng melalui buku (Sumber gambar: kidsfirstcommunity.com)

Berkat cerita beliau, saya mengenal nama-nama Panca Pandawa dan Korawa dalam Mahabharata. Lalu, saya juga mengenal nama Rama, Dewi Sita, dan Laksamana, Rahwana, Hanoman, Subali, Sugriwa, dan lainnya dalam epos Ramayana.

Cerita itu demikian memesona saat dituturkan oleh kakek yang pintar sekali bercerita. Biasanya, cerita itu baru kami minta dan dimulai menjelang tidur malam hari. Usai belajar pada malam hari, kami pun berlari menuju tempat tidur kakek, dan mulai merengek meminta cerita. Terserah beliau cerita tentang apa. Pokoknya, cerita!

Cerita-cerita itu membekas di benak hingga sekarang. Banyak hal tentang rhwa-bhineda (dua hal yang berbeda) dalam kehidupan diurai dalam cerita itu.

Masing-masing pilihan ada risikonya. Orang yang berbuat baik akan menuai kebaikan. Demikian pula sebaliknya, orang yang bertingkah laku buruk akan menerima imbalan yang setimpal atas perilakunya itu, cepat atau lambat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun