Mohon tunggu...
I Ketut Suweca
I Ketut Suweca Mohon Tunggu... Dosen - Dosen - Pencinta Dunia Literasi

Kecintaannya pada dunia literasi membawanya suntuk berkiprah di bidang penulisan artikel dan buku. Baginya, hidup yang berguna adalah hidup dengan berbagi kebaikan, antara lain, melalui karya tulis.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Menumbuhkan Kesadaran dengan Kesabaran demi Keselamatan Semua

16 Agustus 2020   19:36 Diperbarui: 17 Agustus 2020   15:07 156
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: pngtree.com

Sudah seringkali diingatkan bahwa kenormalan baru sekarang berbeda jauh dengan pengertian kenormalan sebelum Covid-19 melanda. Kalau sebelum pandemi, orang biasa hidup normal seperti sedia kala. Tetapi, sekarang, pada saat new era, kenormalan itu tak sama dengan dulu.

Kenormalan masa kini adalah kenormalan era baru yang disertai dengan berbagai persyaratan yang menyangkut protokol kesehatan. Seperti kita ketahui, protokol kesehatan itu merupakan hal wajib diterapkan oleh siapa pun, antara lain meliputi mencuci tangan menggunakan sabun di air mengalir,  gunakan hand sanitizer, menggunakan masker dengan benar saat ke luar rumah, dan hindari keramaian atau melakukan physical distancing (menjaga jarak). Tentang hal ini, saya kira, sudah banyak warga masyarakat yang mengetahuinya.

Tahu tapi Tidak Melakukan

Hanya sayang, pengetahuan tentang protokol kesehatan itu tak selalu dibarengi dengan penerapan yang baik di lapangan. Masih ada masyarakat yang tidak mengindahkan kebiasaan mencuci tangan dengan sabun di air mengalir atau menggunakan hand sanitizer.

Tak kurang pula anggota masyarakat yang tidak mengenakan masker. Kalau pun memakai masker, tapi tidak mengenakannya secara benar. Hanya menutup dagu, tidak menutup mulut dan hidung sekaligus. Padahal seharusnya, masker itu untuk menutup hidung dan mulut, area ter-rentan masuknya penularan Covid-19.

Lalu, bagaimana dengan physical distancing? Apalagi ini, jauh panggang dari api. Masih ada masyarakat yang suka bergerombol, tak peduli dengan protokol kesehatan. Memprihatinkan  melihat hal-hal seperti ini. Akibatnya, penularan Covid menunjukkan peningkatan yang signifikan dari hari ke hari.


Menganggap Remeh Masalah

Jika diingatkan, apa kata satu dua orang dari mereka? "Kalau sudah waktunya mati, ya, mati. Duluan dan belakangan saja." Demikianlah jawaban ringan yang keluar dari mulut mereka.

Ketika terjadi kasus terkonfirmasi di dekat orang seperti di atas, barulah dia seperti orang yang sedang kebakaran jenggot. Ia pun akan segera angkat bicara, pemerintah dituding kurang begini, tidak begitu. Sumpah serapah pun bisa keluar. Belum lagi di media sosial, arena di mana setiap orang bebas melampiaskan unek-uneknya tanpa peduli UU ITE yang bisa saja menjerat mereka.

Kapankah kesadaran akan muncul? Sepertinya perlu kesabaran. Pemerintah pusat dan daerah tak akan bisa menyelesaikan semua persoalan dengan baik apabila tak ada bantuan dan kerjasama para pihak terkait, termasuk dari masyarakat secara keseluruhan. Kerjasama dan sinergitas sangat diperlukan pada semua tingkatan, mulai dari tahap perencanaan hingga pelaksanaannya di lapangan.

Penegakan Hukum Diperlukan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun