Mohon tunggu...
I Ketut Suweca
I Ketut Suweca Mohon Tunggu... Dosen - Dosen - Pencinta Dunia Literasi

Kecintaannya pada dunia literasi membawanya suntuk berkiprah di bidang penulisan artikel dan buku. Baginya, hidup yang berguna adalah hidup dengan berbagi kebaikan, antara lain, melalui karya tulis.

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Mahir Menulis Artikel Ilmiah Populer

10 Agustus 2020   19:53 Diperbarui: 11 Agustus 2020   15:44 563
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
pinterest.com/andjela_pcd

Untuk bisa menulis ilmiah populer, seorang penulis dituntut bisa mengelola mindset dari terbiasa ilmiah murni ke ilmiah populer. Membiasakan diri banyak membaca karya ilmiah populer dan karya sastra, sangat dianjurkan.

Mengatur Emosi dalam Menulis

Selanjutnya, Dr. Aryaningsih menanyakan seputar bagaimana cara mengatur emosi dalam penulisan. Ia mengakui seringkali menulis berdasarkan mood alias suasana hati. Kalau tak sedang mood, dia enggan menulis.

Terhadap persoalan ini, penulis menjawab dengan mengatakan bahwa menulis itu memerlukan konsistensi. Jika tak ada pekerjaan yang demikian penting untuk ditangani, sebaiknya berusahalah menulis secara berkesinambungan.

Saya tambahkan, tidak mengapa kita tidak menulis pada suatu waktu, tetapi kemudian dalam waktu tak begitu lama, kita mesti kembali menulis. Laksana burung merpati yang selalu kembali pulang, demikian pula seorang penulis sejati akan selalu "pulang" ke aktivitas menulis. Ia telah menjadikan aktivitas menulis sebagai bagian yang tak terpisahkan dari hidupnya.

Jika melulu mengandalkan mood berarti hanya menyadarkan diri pada dorongan hati yang sewaktu-waktu muncul dan bisa menghilang tiba-tiba. Dengan kata lain, orang akan cenderung 'angin-anginan' sehingga menjadi persoalan sulit untuk tetap produktif. Menjaga kontinuitas dalam berkarya tak akan bisa dicapai dengan cara seperti ini.


Selanjutnya, sahabat saya lainnya, Dr. Reni Suasih, mengajukan pertanyaan yang acap disampaikan oleh penulis pemula. Sejatinya, sahabat saya yang satu ini sudah terbiasa menulis karya ilmiah dan cukup produktif.

Akan tetapi, dia mengajukan pertanyaan singkat, "Pak, dalam menulis, dari mana kita mulai? Terhadap pertanyaan ini, sambil berseloroh saya katakan padanya,"Bu Reni, kura-kura dalam perahu ya, he he he?" Ibu yang S1-nya tamatan STPDN ini pun tampak mengulum senyum.

Terhadap pertanyaan itu, saya jawab bahwa secara umum struktur penulisan meliputi pendahuluan, isi, dan penutup/kesimpulan. Semua itu dituangkan secara logis dan sistematis ke dalam kerangka karangan (outline).

Nah, kalau begitu mulai dari mana? "Ikuti saja kerangkan karangan yang dibuat. Patuhi itu. Kembangkan kerangka itu ke dalam alinea demi alinea dari awal sampai selesai sehingga terwujud sebuah artikel yang lengkap dan utuh," papar saya. Saya lihat Dr. Reni hanya manggut-manggut di layar laptop, entah apa yang dipikirkannya.

(I Ketut Suweca, 10 Agustus 2020).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun