Mohon tunggu...
I Ketut Suweca
I Ketut Suweca Mohon Tunggu... Dosen - Dosen - Pencinta Dunia Literasi

Kecintaannya pada dunia literasi membawanya suntuk berkiprah di bidang penulisan artikel dan buku. Baginya, hidup yang berguna adalah hidup dengan berbagi kebaikan, antara lain, melalui karya tulis.

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Inilah Plus-Minus Bekerja dari Rumah Saat Corona Melanda

7 April 2020   20:25 Diperbarui: 7 April 2020   21:03 176
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: androidterbaik.com

Covid-19 mendorong Pemerintah mengimbau masyarakat bekerja dari rumah (work from home). Para dosen mengajar dari rumah, mahasiswa belajar di rumah. Para guru mengajar dari rumah, para murid juga belajar di rumah. Para pegawai pun kebanyakan bekerja dari rumah.  

Alhasil, dalam beberapa minggu terakhir dan ke depan, dosen, guru, mahasiswa, siswa, karyawan bertatap muka dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi. Semua itu dimaksudkan sebagai implementasi dari  physical distancing agar masyarakat terhindar dari virus corona . 

Keuntungan Bekerja dari Rumah

Jika ditilik lebih jauh, ternyata bekerja dari rumah banyak keuntungannya dibandingkan dengan bekerja di tempat kerja seperti biasa. Daripada kita terus-menerus menggerutu lantaran merasa terpaksa bekerja dari rumah, yuk kita coba melihat apa sih keuntungannya? Di samping itu, kita coba juga lihat kesulitan yang mungkin dialami ketika bekerja dari rumah sehingga bisa bersiasat untuk mengatasinya.

Pertama, bekerja dari rumah memberikan kesempatan berkumpul dengan keluarga. Sebelumnya, sebagian besar waktu dalam keseharian mungkin kita habiskan di luar rumah. Berangkat dari rumah pagi-pagi kemudian tiba kembali di rumah pada petang atau setelah matahari tenggelam.

Kondisi ini mengakibatkan interaksi kita menjadi sangat terbatas dengan keluarga. Keharusan bekerja dari rumah memberikan keuntungan kepada kita untuk lebih dekat dengan keluarga, baik secara fisik maupun psikologis.

Kedua, bekerja dari rumah, mau tak mau, mengharuskan kita -- terutama para dosen dan guru, juga para pegawai perusahaan -- kian familiar dengan pemanfaatan teknologi. 

Sebelumnya, barangkali kita kurang bahkan tidak pernah memanfaatkan teknologi komunikasi jarak jauh, sedangkan kini kita diharuskan menggunakannya. Tanpa bantuan teknologi itu, kita mengalami kesulitan untuk bekomunikasi dengan mahasiswa, siswa, atau karyawan, dan teman-teman.

Pada awalnya boleh jadi kita merasa agak kesulitan dengan perangkat teknologi, tetapi secara perlahan-lahan akan merasa terbiasa, bahkan bisa menjadi kebutuhan yang menyenangkan, bahkan menjadi cara yang efektif dan efisien.  

Ketiga, bekerja dari rumah bisa melahirkan kreativitas. Mengapa? Di rumah kita lebih leluasa beraktivitas, lebih lepas dan bebas berpikir. Sesuatu yang tadinya tidak pernah terpikir, setelah bekerja dari rumah, tiba-tiba muncul ide-ide baru yang memperkaya cara dan upaya kita dalam melaksanakan suatu kegiatan.

Waktu luang yang relatif lebih banyak ketika berada di rumah bisa dimanfaatkan untuk hal-hal yang positif dan kreatif. Kreativitas yang bertumbuh ini diharapkan bisa berdampak positif terhadap produktivitas, kesejahteraan, dan kebahagiaan keluarga.

Keempat, dengan bekerja dari rumah pengeluaran menjadi lebih efisien. Kalau sebelumnya, saat akan pergi ke kantor kita harus membeli bahan bakar untuk kendaraan atau mengeluarkan ongkos transportasi , sekarang dengan berdiam di rumah, biaya tersebut tidak muncul lagi. Atau, setidak-tidaknya berkuranglah.

Kalau dulu di saat jam istirahat kantor kita makan di kantin, warung, bahkan restoran, kini makan di rumah sudah cukup. Kalau membeli makanan pada umumnya harganya relatif lebih mahal dibandingkan dengan memasak di rumah. Nah, pengurangan biaya pembelian bahan bakar dan makan di luar itu merupakan efisiensi yang lumayan besar.

Kelima, bekerja di rumah memberikan kesempatan kepada kita dan seluruh anggota keluarga untuk memperhatikan kebersihan diri dan lingkungan dengan lebih baik. Hal ini terutama didorong oleh keharusan berpola hidup bersih dan sehat sehari-hari agar terhindar dari ancaman covid-19, termasuk di dalamnya menjaga lingkungan.

Gotong-royong membersihkan rumah bisa dilakukan dengan melibatkan seluruh anggota keluarga. Misalnya, menyapu, mengepel lantai, dan sesekali menyemprotkan disinfektan ke seluruhan areal rumah bisa dilaksanakan bersama-sama dan dengan gembira.  Aktivitas ini, jika dibiasakan, akan tercipta rumah senantiasa bersih dan sehat sehingga lebih nyaman ditempati.

Psikolog Anna Surti Ariani mengatakan,  beraktivitas di rumah bisa membentuk kebiasaan baru yang lebih baik, misalnya rajin mencuci tangan dan membersihkan ruangan serta barang karena adanya imbauan demikian terkait virus corona.

Keenam, bekerja di rumah membuat kita makan di rumah. Makanan yang dimasak sendiri di rumah cenderung lebih dapat dikontrol, mulai dari pemilihan bahan hingga proses memasaknya. 

Higienisitas masakan atau makanan yang dibuat lebih bisa dijamin. Ketika masakan yang sehat itu dinikmati bersama diharapkan anggota keluarga akan lebih sehat pula.

Tatkala kita membeli makanan di luar, tentu kita tak tahu dengan pasti higienisitas-nya. Dalam beberapa kasus kita mungkin meragukan, apakah makanan yang akan kita santap itu benar-benar sehat atau tidak. Nah, dengan memasaknya di rumah, makanan menjadi lebih terkontrol kebersihan dan kualitasnya.

Inilah Kesulitan Bekerja dari Rumah

Di samping hal-hal positif yang berupa keuntungan seperti dipaparkan di atas, ada juga beberapa kesulitan yang dialami tatkala orang mesti bekerja dari rumah. 

Misalnya, ketika bekerja di rumah, kemungkinan ada gangguan dari anak-anak, terutama yang masih memiliki anak-anak kecil atau balita. Mereka merengek minta ini-itu. Minta ditemani, dan sebagainya.

Keadaan ini bisa mengganggu kelancaran pelaksanaan pekerjaan. Akibatnya, tidak bisa optimal dalam menyelesaikan pekerjaan. Inilah tantangan nyata bekerja di rumah yang perlu disiasati sehingga tidak malah membuat stres.

Di samping itu, ada pula sebagian orang tidak terbiasa bekerja di rumah, apalagi dalam jangka waktu lama. Mereka yang terbiasa bekerja di luar, bahkan sambil nongkrong bersama teman-teman, akan merasa tersiksa ketika harus berada di rumah terus-menerus. Mereka akan terlanda rasa bosan.

Lalu, bagaimana mengatasi rasa bosan di rumah? Alternatif yang ditawarkan adalah dengan membuat variasi aktivitas. Misalnya, pekerjaan utama yang wajib sifatnya itu, diselingi atau dilengkapi dengan aktivitas olahraga, bernyanyi, menonton film, berkebun, dan lainnya sehingga bisa mengurangi rasa bosan itu.

Masyarakat ekonomi kelas bawah dalam keadaan seperti ini tentu banyak pula yang mengalami kesulitan ketika harus bekerja di rumah. Misalnya, kaum buruh bangunan, pedagang keliling, akan mengalami kesulitan mendapatkan penghasilan.

Dampak sosial-ekonomi covid-19 ini memang tak bisa dipandang enteng. Mari rapatkan barisan, satukan langkah, dan ulurkan tangan untuk mengatasi virus corona ini dengan segala dampaknya.  

( I Ketut Suweca, 7 April 2020).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun