Yus Rusila Noor
yus.noor@gmail.com
Â
Sungai dan Lahirnya Peradaban
Sejak awal sejarah manusia, sungai telah menjadi pusat peradaban. Sungai Nil menopang Mesir kuno, Tigris dan Efrat melahirkan Mesopotamia, Gangga membentuk kebudayaan India, sementara Mekong, Yangtze, hingga Kapuas dan Mahakam membesarkan peradaban Asia. Sungai bukan hanya jalur transportasi, tetapi juga ruang budaya dan spiritual. Banyak ritual, lagu, hingga legenda lahir di tepian air yang mengalir.
Di Belanda, rumah-rumah tua di sepanjang kanal berbaris rapi menghadap sungai. Fasad rumah dibuat indah karena sungai dianggap halaman depan. Air kanal dijaga tetap bersih, karena di situlah wajah kota tercermin. Bandingkan dengan banyak kota kita, rumah-rumah justru membelakangi sungai, dan aliran air berubah fungsi menjadi halaman belakang yang kerap dijadikan tempat pembuangan sampah. Dua wajah berbeda ini memperlihatkan cara kita memperlakukan sungai, sekaligus menjadi pengingat bahwa keberadaban suatu bangsa sering kali dapat dilihat dari hubungannya dengan air.
Seiring modernisasi, sering sungai kehilangan peran sakralnya. Ia direduksi menjadi sekadar saluran air, bahkan tempat sampah. Maka, peringatan Hari Sungai Sedunia hadir untuk mengingatkan kembali akan arti penting sungai bagi umat manusia.
Hari Sungai Sedunia (World Rivers Day) diperingati setiap hari Minggu keempat bulan September. Pada tahun 2025 ini Hari Sungai Sedunia jatuh pada tanggal 28 September 2025. Gerakan ini lahir dari kegelisahan seorang pegiat lingkungan asal Kanada, Mark Angelo, yang sejak 1980-an menginisiasi BC Rivers Day. Pada 2005, momentum ini diadopsi PBB dalam kerangka Water for Life Decade, dan sejak itu berkembang menjadi gerakan global yang dirayakan di lebih dari 100 negara setiap tahun.
Tujuannya sederhana namun mendasar, meningkatkan kesadaran, mendorong tindakan nyata, dan membangun kecintaan terhadap sungai. Kegiatan yang dilakukan beragam, mulai dari pembersihan bantaran, penanaman pohon riparian, festival budaya, hingga lokakarya kebijakan air.
Sungai dalam Krisis Global