Mohon tunggu...
Amalia Fitriyani
Amalia Fitriyani Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswi aktif manajemen dan bisnis.

GMAIL : AMXLIAFTRYN2203@GMAIL.COM

Selanjutnya

Tutup

Money

Yang Hitam Manis, tapi Bukan Kecap! Yang Segar tapi Bukan Es Buah, Apa Ya?

1 Desember 2021   13:55 Diperbarui: 1 Desember 2021   14:35 654
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://endeus.tv/resep/es-dawet-ireng

Hallo sobat Kompasiana!

Kalau ditanya mengenai apa saja minuman tradisional yang berwarna hitam, pasti bingung. Memang ada minuman tradisional warna hitam? bersantan pula. 

Biasanya warna hitam pada makanan atau minuman jarang kita temui, namun kali ini ada yang berbeda. Bagaimana jadinya apabila air dari rendaman abu bakar jerami menjadi pewarna dalam minuman ini? menarik bukan? 

Ya sebut saja "Dawet Ireng" atau "Cendol Hitam". Dawet Ireng sendiri berasal dari Purworejo, Jawa Tengah. Dimana untuk mendapatkan warna hitam pada cendol membutuhkan abu bakar jerami yang dicampur air, lalu air tersebut digunakan untuk memberikan warna pada cendol, yang kita kenal umumnya berwarna hijau.

Ide bisnis Dawet Ireng bermula dari siapa sampai sekarang belum diketahui. Yang jelas, Dawet Ireng bagi masyarakat Purworejo sudah tidak asing lagi, dikarenakan hampir sepanjang jalan banyak pedagang-pedagang kaki lima yang menawarkan kuliner unik ini.


Dawet Ireng sendiri walaupun sudah tidak asing lagi di Purworejo kota asalnya, namun di kota-kota besar khususnya Jakarta sendiri, sangat jarang kita temui. 

Nah apakah sobat Kompasiana tertarik dengan peluang ide bisnis Dawet Ireng ini?

Seperti yang sudah dijelaskan bila Dawet Ireng sangat sulit ditemukan, namun salah satu brand yang hype dan bisa memunculkan nama Dawet Ireng itu sendiri adalah Dawet Kemayu. Dawet Kemayu. Dawet Kemayu sendiri merupakan usaha yang bergerak di Franchise. Dawet Kemayu belakangan ini menjadi salah satu perbincangan kawula muda-mudi bahkan orang tua lho, teman-teman dari Editor sendiripun selalu membicarakan ini.

www.gudangkemasan.com
www.gudangkemasan.com

Dawet Kemayu sendiri memberikan Claim bahwa mereka tidak mengandung santan, bebas kolesterol, dan rendah gula. Pastinya hal ini menjadi berita menarik bagi masyarakat yang menderita penyakit gula, namun ingin tetap merasakan cendol berwarna hitam ini.

Dikutip dari Gudangkemasan.com 

Muhammad Furqon Ardhy Waspada sebagai salah seorang foundernya menyebut jika hal tersebut memang jadi unique selling proposition (USP) yang dimiliki Dawet Kemayu.

Furqon memaparkan dengan bangganya bahwa ide usaha ini lahir pada 2019, 

"Kita dapat ide Dawet Kemayu ini dari minuman dawet ireng khas dari daerah Purworejo. Kita pengen menjual dawet khasnya Purworejo," tambah Furqon.

Pada tahun 2019 s/d 2020 Furqon dan beberapa Partner usahanya seringkali mengunjungi acara-acara kuliner yang bertempat di Yogyakarta

Sebuah fakta yang membuat Furqon dan kawan-kawannya tambah semangat untuk membuat bisnis ini adalah, Dawet Ireng sendiri belum banyak yang mengenalnya, bahkan ada beberapa yang menganggap bahwa minuman cendol berwarna hitam itu terlihat aneh.

"Ternyata nama dawet ireng belum banyak yang kenal. Dawet ireng kan minuman khas dari Purworejo. Biar seluruh masyarakat Indonesia bisa lebih tahu kalau bukan hanya ada dawet Banjarnegara saja, tapi ada dawet ireng dari Purworejo juga ada," papar Furqon. 

Dengan Planning usaha yang sudah sangat matang, keberanian, dan keinginan yang besar selayaknya seorang wirausaha, Furqon dan kawan-kawannya mulai merintis usaha dengan brand Dawet Kemayu dengan menempatkan 5 titik di Yogyakarta, tepatnya sekitar bulan Maret 2020.

Awalnya Furqon mengatakan bahwa Dawet Kemayu berjalan di sistem kerjasama Franchise, profit yang didapat dari usahanya tersebut dapat dikatakan baik di bulan ke 4 hingga 4. Sebelumnya Furqon mengatakan secara gamblang bahwa usahanya masih butuh perjuangan karena belum mencapai target yang memuaskan di bulan ke 2 dan ke 3 mungkin itu juga karena kondisi perekonomian yang sempat merosot akibat wabah pandemi cvd-19.

Dengan sistem kerjasama Franchise, banyak orang yang tertarik dan mulai bertanya "Kenapa tidak dibuat menjadi Franchise saja?" dan hal itu menjadi pertimbangan bagi Furqon beserta tim. Menurutnya dengan usaha ini berjalan di sistem Franchise itu juga akan membantu masyarakat luas yang ingin mencoba usaha baru atau usaha kecil-kecilan. 

"Kebetulan di bulan ke 4 hingga 6 itu profit selalu bagus. Baru kemudian banyak yang bertanya, kenapa nggak di-franchise in aja? Akhirnya diambil keputusan di 3 bulan terakhir sekitar Juni-Juli-Agustus kita buat sistem franchise," lanjut Furqon.

Baru kemudian sekitar awal bulan September 2021, Furqon membuka kesempatan untuk memulai bisnis franchise. Hingga, outlet franchise yang dimiliki oleh Dawet Kemayu pun kini meningkat pesat.

Perlu sobat Kompasiana ketahui, outlet Dawet Kemayu yang tadinya hanya berjumlah 5 outlet saja di Yogjakarta, sekarang menjadi total 145 Outlet yang merata di 30 kota lebih, termasuk Jakarta, Tangerang, juga sekitarnya per 01 Oktober kala berita ini dirilis oleh Gudangkemasanku.com. Hal ini diketahui karena keinginan masyarakat Indonesia yang merupakan calon-calon pengusaha sukses mulai tertarik dengan ide bisnis cendol hitam ini. Konsumen yang berminat pada cendol hitam atau Dawet Ireng pun sangat antusias. 

Furqon memaparkan bahwa sekarang ini, omzet tahunan dari Dawet Kemayu bahkan telah mencapai angka 9 digit rupiah.

Jika hanya dihitung dari sumber pendapatan re-order bahan baku yang diperoleh dari mitra franchise, Dawet Kemayu Furqon mampu meraup omzet penjualan sekitar Rp 2,5 m per tahun.

Namun, ia tidak cepat puas atau besar kepala. Dimana seorang wirausaha sejatinya tidak boleh gampang puas. Seorang wirausaha harus selalu merasa bahwa "ini" saja tidak akan cukup untuk kedepannya, masih banyak yang harus dikejar, masih banyak yang harus dipertahankan, kita tidak tahu kapan usaha kita semakin maju, kapan juga sewaktu-waktu usaha kita akan mengalami penurunan. Mental seorang wirausaha akan sangat di uji ketika tengah menduduki posisi tinggi atau dalam keadaan buruk sekalipun.

Furqon pun juga tak ingin lekas berhenti bermimpi, Ia pun juga berharap mampu mencapai targetnya hingga memiliki 250 outlet di akhir tahun 2021. 

Dalam berbisnis pasti akan selalu ada tantangan, salah satunya mengedukasi mengenai dawet hitam itu sendiri.

Menurut Furqon, sebagian besar masyarakat masih memiliki pemikiran yang salah mengenai dawet atau cendol. Mereka berpikir bahwa dawet memiliki kandungan gula yang sangat banyak belum lagi Indonesia sendiri seringkali berjualan minuman menggunakan pemanis buatan, hal ini tentunya memberikan citra yang cukup buruk bagi pengusaha-pengusaha yang bergerak dibidang kuliner tradisional.

www.gudangkemasan.com
www.gudangkemasan.com

"Tantangan dari segi customer sih masih dari segi edukasi produk. Jika ada lho minuman dawet atau jajanan tradisional yang sehat. Nggak usah takut untuk mengkonsumsi ini, karena sehat dan dapat dikonsumsi hampir setiap hari. Jadi nggak perlu takut terkena diabetes, kolesterol, dan lagi cocok juga untuk program dietnya yang berantakan," jelas Furqon. Dikutip dari gudangkemasan.com

Nah, dari cerita tentang Furqon yang tertarik untuk mengembangkan serta mengenalkan dawet ireng kepada masyakat luas di Indonesia bahkan jika bisa ke kancah Internasional, dengan usaha yang tak mudah juga. Dapat kita petik pembelajarannya, bahwa dalam memulai usaha yang penting adalah KONSISTEN dan KEMAUAN yang besar. 

Jangan malas untuk mencari informasi, seperti Furqon yang mencari serta mengulik informasi dengan mendatangi kuliner di Yogyakarta. Jangan malas untuk tetap mengedukasi masyarakat mengenai produk yang ingin atau sedang kamu pasarkan. 

Apabila  sobat Kompasiana ingin mencicipi Dawet Kemayu bisa mendatangi salah satu Outlet di Dawet Kemayu Kemanggisan 8, Jl. Anggaran No.3, RT.8/RW.13, Palmerah, Kec. Palmerah, Kota Jakarta Barat, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 11480 

Namun, bila sobat Kompasiana tertarik ingin bergabung menjadi salah satu bagian Dawet Kemayu bisa langsung ke https://dawetkemayu.com/ untuk  mengetahui detail usahanya.

Untuk sobat Kompasiana yang ingin berjualan Dawet Ireng dengan modal kecil juga bisa lho buat sendiri dirumah, dengan bahan-bahan yang tidak terlalu sulit ditemukan sobat bisa menghasilkan rupiah saat kondisi pandemi seperti ini. Sobat bisa lihat resepnya di Link foto paling atas.

Jangan patah semangat, terus jalin api gairah hidupmu. Yang patah belum tentu susah, Yang susah masih ada jalan keluarnya.

Salam WIRAUSAHA!

Editor : Amalia Fitriyani

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun