Mohon tunggu...
Danu Asmara
Danu Asmara Mohon Tunggu... Pengamat Tiga pilar pembentuk karakter bangsa: Hukum, Pendidikan dan Keluarga.

Orang tua yang prihatin dengan degradasi moral generasi muda.Pekerja yang prihatin dengan lemahnya pengawasan Pemerintah terhadap UU Ketenagakerjaan. Warga negara yang prihatin dengan nasib bangsa yang digerogoti oleh pengkhianatan (baca: KORUPSI).

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Korupsi Sertifikasi K3: Pengkhianatan terhadap Bangsa dan Nyawa Pekerja

22 Agustus 2025   17:13 Diperbarui: 22 Agustus 2025   17:13 47
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar ilustrasi: Koruptor adalah pengkhianat bangsa (Sumber: SORA image generator)

Kasus terbaru yang menyeret Wakil Menteri Ketenagakerjaan dalam operasi tangkap tangan (OTT) Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) kembali membuka luka lama bangsa ini: korupsi bukan sekadar soal uang. Ia menyingkap rahasia gelap birokrasi kita---tentang bagaimana izin dan sertifikasi bisa "dipercepat" dengan jalur pintas, asal ada imbalan.

KPK menyebut dugaan pemerasan ini terkait pengurusan sertifikasi Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). Barang bukti, termasuk kendaraan mewah, telah diamankan. Jumlah pihak yang ditangkap pun signifikan---laporan media menyebut antara sepuluh hingga empat belas orang. Fakta ini menegaskan bahwa praktik jalur cepat bukanlah rumor, melainkan kenyataan yang kini sedang disidik secara hukum.

Korupsi Adalah Pengkhianatan

Pejabat yang menjual kewenangan untuk memperkaya diri, dan pengusaha yang memilih jalan pintas untuk mempercepat proses perizinan, sama-sama sedang melakukan pengkhianatan. Pengkhianatan bukan hanya terhadap hukum, melainkan juga terhadap bangsa dan rakyat. Mereka menukar amanah publik dengan keuntungan sesaat, seolah-olah nyawa buruh bisa dipertaruhkan di meja transaksi.

Sertifikasi K3: Nyawa Bukan Administrasi

Sertifikasi K3 bukan sekadar selembar dokumen administratif. Ia adalah benteng terakhir yang memastikan tempat kerja---pabrik, proyek konstruksi, pertambangan---aman bagi para pekerja.

Bayangkan bila sertifikasi bisa dibeli. Perusahaan bisa beroperasi tanpa benar-benar memenuhi standar keselamatan. Mesin tanpa proteksi, gedung tanpa jalur evakuasi, atau proyek tanpa alat pelindung memadai. Konsekuensinya? Risiko kecelakaan meningkat tajam, dan yang paling dirugikan adalah pekerja, tulang punggung ekonomi bangsa.

Korupsi dalam sertifikasi K3 berarti memperjualbelikan nyawa. Pekerja menjadi korban langsung dari keserakahan pejabat dan pengusaha yang abai terhadap keselamatan.

Kurangnya Transparansi Sebagai Celah Korupsi

Kasus ini juga menunjukkan satu hal: proses sertifikasi yang kurang transparan. Ketika prosedur tidak jelas bagi publik, ketika data tidak dibuka secara terbuka, celah korupsi terbentang lebar. Pejabat bisa memanfaatkan kewenangan untuk menawarkan "jalur cepat". Pengusaha yang memilih membayar memperkuat siklus tersebut.

Ketertutupan adalah pupuk bagi praktik korupsi. Sebaliknya, transparansi adalah obat.

Pemerintah Tidak Bisa Berdiam Diri

Penindakan KPK adalah pintu masuk, tetapi bukan akhir. Pemerintah tidak boleh sekadar menyerahkan kasus ini pada aparat penegak hukum lalu mencuci tangan. Ada tanggung jawab lebih besar: membongkar sistem yang memungkinkan praktik jalur cepat ini berulang.

Ada beberapa langkah yang dapat segera ditempuh:

  1. HALAMAN :
    1. 1
    2. 2
    Mohon tunggu...

    Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
    Lihat Kebijakan Selengkapnya
    Beri Komentar
    Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

    Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun