Mohon tunggu...
Yoanna Francisca Dwi
Yoanna Francisca Dwi Mohon Tunggu... Guru - Echa

Optimis

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Pernikahan

11 Mei 2020   18:18 Diperbarui: 11 Mei 2020   18:14 32
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Di dunia ini tak ada satupun orang yang menikah dengan cita-cita akan berpisah suatu hari nanti. Maka dari itu tak jarang orang rela menyelenggarakan pesta pernikahan dengan menghabiskan biaya yang tak sedikit. Menikah itu mudah, sangat mudah, mempertahankanlah yang sulit. Jika saat ini ada sebagian orang yang masih belum memilih zona itu, bukan berarti mereka tak mau. Namun mungkin saja hatinya masih belum yakin, menimbanglah sebelum segala-galanya terjadi sebaik mungkin dan seyakin mungkin. 

Karena pernikahan itu satu untuk selamanya. Apa yang sudah dipersatukan oleh Allah tidak boleh diceraikan oleh manusia (Matius 19:6). Menikmati hidup dengan memperbaiki kualitas diri jauh lebih baik, dari pada sekedar menunggu dengan sia-sia. Jika saat ini Allah belum memberi, bukan berarti Ia tidak merancang yang Indah di dalam hidupmu. 

Selalu ada orang yang baik, untuk orang yang baik. Jika kamu yakin kamu adalah orang yang baik, percayalah akan selalu ada seseorang yang baik pula untuk mu. Karena Allah memberikan pasangan itu yang sepadan (Kejadian 2:18), yang memiliki iman yang sama (2 Korintus 6:14), seseorang yang kau nanti yang layak untuk ditaati sebagai pemimpin dalam rumah tangga (Efesus 5:22-24). 

Karena menikah artinya bangun tidur orang yang pertama kali kau lihat adalah dia, segala sesuatu hal yang mungkin selama ini hanya yang baik saja yang ia tunjukkan, akan kau lihat setelah tinggal bersamanya. Saat mungkin kau masih berpacaran dan mengetahui dia selingkuh, kau tinggal itu selesai. 

Namun menikah sekalipun dia melakukan hal yang paling menyakitkan, hatimu harus selalu ada kata maaf dan menerimanya kembali. Pernikahan bukan ajang berlombaan, melainkan adalah salah satu rezeki. Di mana kamu menemukan seseorang untuk dijadikan teman sejatimu, yang di pilih oleh Dia untuk setia sehidup semati. Hanya maut yang memisahkan, pilihlah seseorang yang memiliki motto ini. Yang memiliki Visi dan misi yang sama. Karena berjuang sendiri itu melelahkan, dan tak akan kuat. Harus berdua menjadi satu. Embuh paham enggak? Aku juga gak paham


Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun