Mohon tunggu...
Theresia Deborah Pardede
Theresia Deborah Pardede Mohon Tunggu... Guru - Echa. Penggemar anak²...

aku ECA

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Ter.....

7 September 2019   05:00 Diperbarui: 2 Desember 2019   17:12 67
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Masih sering takjub bagaimana cara Tuhan mangakurkan kita kembali. Sempat tidak saling memikirkan lagi. Namun lagi-lagi, Tuhan menjatuhkan hatiku pada orang yang sama. Tidak tergesa-gesa, Tuhan membuat semua berjalan dengan perlahan.

Masih bisa terbayang olehku saat-saat dimana hatiku benar-benar hancur bersama dengan berakhirnya kita dulu. Satu dua tahun tidak cukup untuk merelakan yang terjadi. Mungkin jika bantalku bisa berbicara, dia akan protes karena hampir tiap malam dia harus lembab 😂

Ahh, benar. Aku sungguh teramat mengasihimu saat itu. Hitungan tahun aku menjalani hari-hari sebagai pesakitan, melihatmu setiap hari, dan aku harus mengingatkan diriku sendiri untuk sadar diri. Apa kamu tahu, kamu sangat mengacuhkanku pada saat itu?

Hingga akhirnya kita sampai di saat dimana aku tidak harus lagi melihatmu setiap hari. Mulai kubenahi hatiku, aku menemukan cara bahagia yang sudah terlebih dahulu kamu temukan.

Kita saling melupa, tidak lagi saling menyapa, dan kupikir itu adalah akhir dari semua tentang kita. Kamu bahagia dan akupun bahagia dengan cara masing-masing. Kamu mengasihi kekasihmu dan aku mengasihi kekasihku.

Aku bahkan lupa bagaimana akhirnya kita saling menyapa kembali.

Hingga akhirnya semua berjalan seperti sekarang, aku tidak mau kejauhan menyebutmu sebagai kekasihku, karena nyatanya memang bukan. Tapi aku mengasihimu, dan kubiarkan kamu mengetahui itu terang-terangan.

Untuk ke depan aku akan menjalani apa adanya. Menjadi orang yang bahagia di saat kamu bahagia, dan aku menikmatinya

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun