Mohon tunggu...
Theresia Deborah Pardede
Theresia Deborah Pardede Mohon Tunggu... Guru - Echa. Penggemar anak²...

aku ECA

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Dan untuk ke Depannya, Aku Mau Menjalani Apa Adanya

7 September 2019   00:05 Diperbarui: 7 September 2019   00:08 0
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Aku selalu takjub bagaimana cara Tuhan mengakurkan kita kembali. Sempat tidak saling memikirkan, namun lagi-lagi Tuhan menjatuhkan pada orang yang sama.

Tidak tergesa-gesa, Tuhan membuat semua berjalan dengan perlahan.

Masih bisa terbayang olehku, saat-saat dimana hatiku benar-benar hancur bersama dengan berakhurnya kita dulu. Satu dua tahun tidak cukup untuk merelakan yang terjadi. Jika bantalku bisa berbicara, dia pasti akan protes, karena hampir setiap malam dia harus lembab

Ahh, benar. Aku sadar, aku sungguh teramat mengasihimu saat itu. Hitungan tahun aku menjalani hari-hari sebagai pesakitan, melihatmu setiap hari, aku harus terus mengingatkan diriku sendiri untuk sadar diri. Apa kamu sadar, kamu sangat mengacuhkanku saat itu??

Hingga akhirnya kita sampai di saat dimana aku tidak lagi harus melihatmu setiap hari. Mulai kubenahi hatiku, fokus pada hal yang lain. Dan ternyata berhasil, aku menemukan cara bahagia yang sudah terlebih dahulu kamu temukan.

Kita saling melupa, tidak lagi saling menyapa, dan kupikir itu adalah akhir dari semua tentang kita. Kamu bahagia dan akupun bahagia dengan cara masing-masing. Kamu mengasihi kekasihmu dan aku mengasihi kekasihku.

Aku bahkan lupa bagaimana akhirnya kita saling menyapa kembali. Tentu saja kamu tidak tahu, beberapa kali kamu adalah topik di setiap perdebatanku dengan kekasihku.

Hingga akhirnya semua berjalan seperti sekarang, aku tidak mau kejauhan menyebutmu sabagai kekasihku, karena nyatanya memang bukan. Tetapi aku mengasihimu, dan kubiarkan kamu mengetahui itu terang-terangan.

Dan untuk ke depannya, aku mau menjalani apa adanya. Menjadi orang yang bahagia di saat kamu bahagia, dan aku menikmatinya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun