Karunia itu diberikan untuk membangun tubuh Kristus dan untuk memperlengkapi jemaat, serta untuk menjadi tanda kuasa Allah di dunia.Â
Tetapi kini saya belajar bahwa karunia tanpa buah hanya akan menjadi seperti "tong kosong" yang nyaring bunyinya namun tanpa makna. Sebaliknya, buah Roh tanpa karunia akan membuat pelayanan gereja kehilangan dimensi kuasa yang memuliakan Allah.
Karunia-karunia Roh tanpa buah Roh, hanyalah gema kosong, akan tetapi
buah Roh tanpa karunia -- karunia Roh, akan kehilangan dimensi kuasanya.
Saya membayangkan, betapa indahnya bila gereja masa kini mampu memadukan keduanya: karunia - karunia Roh yang berfungsi sesuai dengan kehendak Allah, dan buah Roh yang nyata dalam kehidupan sehari-hari. Gereja akan menjadi saksi yang kuat, bukan hanya karena mujizat yang terjadi, tetapi karena karakter Kristus tercermin dalam umat-Nya.
Hari ini saya mengambil sebuah komitmen pribadi: saya tidak hanya akan berdoa meminta Tuhan memakai saya dengan karunia-Nya, tetapi juga menyerahkan diri untuk terus menerus dibentuk karakter saya. Saya ingin Roh Kudus bekerja dalam keseharian saya, dalam cara saya berbicara, bersikap, melayani, bahkan dalam pikiran yang tidak terlihat orang lain.
Menutup jurnal hari ini, saya ingin mengucap syukur. Allah mengingatkan saya bahwa pertumbuhan spiritual bukan sekadar mengejar pengalaman rohani yang spektakuler, melainkan berjalan bersama Roh Kudus dalam hal-hal sederhana, membiarkan Dia membentuk buah Roh dalam hidup saya.
Semoga apa yang saya alami ini menjadi doa bagi saya sendiri, juga bagi sahabat pembaca sekalian: "Tuhan, pakailah hidupku dengan karunia-Mu, tetapi bentuklah juga hatiku dengan buah Roh-Mu, agar seluruh hidupku mencerminkan Engkau." Amin.
Pertanyaan Reflektif bagi kita : Karunia - karunia Roh memang sangat memukau, tapi tanpa buah Roh, iman kita kehilangan makna sejati. Sudahkah hidup kita seimbang?"
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI