Mohon tunggu...
Ebenezer Sianturi
Ebenezer Sianturi Mohon Tunggu... Pendeta (Pdt) GSJA

Seorang pendeta, senang belajar dan mengajar

Selanjutnya

Tutup

Diary

Apakah Tindakanku Sudah Tepat : Konflik Batin & Refleksi Jiwa

2 Oktober 2025   13:56 Diperbarui: 2 Oktober 2025   14:45 41
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar Ilustrasi, Sumber: cahayaislam.id 

Beberapa hari ini ada suatu pergumulan batin yang sedikit banyak "meresahkan" hati saya, yakni berupa sebuah pertanyaan sebagaimana saya tuliskan pada judul di atas : Apakah tindakanku ini sudah tepat?

Ini berkaitan dengan salah satu pesan penting yang telah saya dapatkan dari  pembelajaran mata kuliah minggu lalu yaitu mata kuliah : Teologi Perjanjian Lama dan bersinggungan juga dengan apa yang sedang saya pelajari dan ikuti minggu ini (matkul sedang berjalan) yaitu mata kuliah : Formasi Spiritual Pentakosta.

Salah satu Pelajaran penting yang saya dapatkan dari mata kuliah Teologi PL adalah tentang Torah yang mengajarkan bahwa iman tidak berhenti pada ibadah liturgis / ritual, tetapi harus diwujudkan dalam kasih, keadilan dan kepedulian sosial. 

Pokok itu juga disinggung dalam mata kuliah Formasi Spiritual Pentakosta yang menekankan pengalaman spiritual bersama dengan Tuhan bukan sebatas dalam ibadah gerejawi tetapi harus diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari termasuk dalam kepedulian kasih pada sesama.  

Lalu apa yang menjadi dilema / pergumulan hati saya sehubungan dengan Pelajaran tersebut? Berikut saya akan menceriterakannya:

Minggu siang sekira pukul 10.30 Wib. Seusai kami ibadah Minggu umum, seorang bapak tua berumur 60'an Tahun datang ke gereja kami yang sekaligus juga sebagai tempat tinggal kami karena memang kami (saya, isteri dan seorang anak gantengku) tinggal di gereja dan gereja kami masih gereja rumahan, bukan Ruko, bukan juga Gedung Gereja.

Dengan mengenakan tongkat di tangannya dan menggendong satu tas kecil di punggungnya ditambah dua bungkusan kecil di tangan satunya, datang mau bertemu dengan pendeta Sianturi (maksudnya saya) sebagai pendeta di gereja GSJA Permata Depok (sesuai dengan banner yang terpasang di depan gereja kami), rupanya sudah ketiga kali ini dia datang ingin bertemu dengan saya dan dua kali kedatangannya sebelumnya belum bertemu saya karena sedang tidak di tempat dan dia dapat info tentang nama saya dari tetangga sebelah.

Saya menghampiri bapak tersebut dan mengajaknya mengobrol di tempat tetangga karena kebetulan di gereja masih ada ibadah anak sekolah minggu (seperti biasa selesai ibadah umum dilanjutkan ibadah anak-anak).

Singkatnya bapak tersebut memperkenalkan dirinya dan menceritakan latarbelakangnya serta kondisinya saat ini yang sedang dalam kesulitan, dan sangat membutuhkan pertolongan.

Bapak ini seorang Tionghoa dari Kalimantan, selama 17 tahun bekerja di sebuah pertambangan di Sulawesi, status tidak menikah dan karena mengalami kecelakaan mobil membuat kakinya cacat dan sudah tidak bekerja lagi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun