Baca Juga  : Benteng Van Den Bosch, Ngawi : Riwayatmu Dulu dan Nasibmu Kini ( Bagian 1 )
Bagian Ke 2.
Seperti yang sudah diulas pada bagian pertama tentang riwayat pembangunan di tahun 1840 dan selesai pada tahun 1845, Benteng Van Den Bosch atau lebih sering dikenal dengan sebutan Benteng Pendem di Ngawi, Jawa Timur telah mengalami banyak kerusakan parah yang disebabkan oleh banyak faktor, seperti usia dan cuaca.
Pemandu yang setia menemani saya di lokasi Benteng Van Den Bosch dengan ramah menjelaskan bahwa sebenarnya pada tahun 2019, Joko Widodo, Presiden Republik Indonesia pernah meninjau langsung dan melihat kondisi benteng yang tidak terawat itu sebelum direnovasi.
Benteng Van Den Bosch, Nasibmu Kini
Benteng Van Den Bosch di Ngawi akhirnya resmi secara direnovasi mulai 2020 sampai dengan 2022. Inilah ulasannya.
Benteng Van Den Bosch yang hampir mencapai usia 2 abad (1845 - 2045), maka demi menjaga nilai sejarah perjalanan bangsa Indonesia melalui warisan bangunan peninggalan penjajah Belanda, Kementerian PUPR (Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat) menggelontorkan banyak dana untuk merenovasinya pada akhir tahun 2020 dan sempat tersendat karena pandemi Covid-19.
Renovasi yang menghabiskan dana hampir 125 milyar Rupiah dari dana APBN dan melibatkan banyak instansi terkait seperti Dinas cagar budaya Provinsi Jawa Timur, Pemerintah Daerah Ngawi, Yon Armed 12 sebagai pengelola atas aset Benteng Pendem milik Kementerian Pertahanan, serta Kementerian PUPR akhirnya rampung pada akhir tahun 2022.
Apa yang direnovasi?
Dari hasil secara langsung saat melihat hasil renovasi bangunan, bentuk bangunan, gaya arsitektur, fungsi-fungsi ruangan dan tata ruang, semuanya direnovasi sesuai aslinya.
- Pintu Gerbang Utama Luar
- Pintu Gerbang bagian Dalam
- Bangunan Barak Prajurit Belanda
- Rumah Dinas Komandan Johannes Van Den Bosch
- Markas Komando Utama
- Gudang Logistik dan Gudang Senjata
- Toilet Prajurit
- Tower di atas gerbang Tempat Jam Besar
- Bangunan Ruang Makan Prajurit
- Ruang Tahanan
Hanya ada beberapa penggantian beberapa tembok, pilar penyangga utama, dan beberapa bahan dari kayu jati yang telah lapuk karena dimakan usia.Â
Juga adanya pelat besi baja yang dipakai sebagai penguat bangunan benteng yang hampir berusia 2 abad di lantai 2 tersebut.
Penggunaan kayu jati serta semen sebagai bahan baku bangunan di masa sekarang terlihat banyak mendominasi dan penambahan fasilitas modern seperti toilet, lantai keramik dan lampu hias sebagi pencahayaan saat di malam hari semakin membuat Benteng Van Den Bosch terlihat elegan dan cantik saat di malam hari.
Kisah Horor dan Mistis di Dalam Benteng Van Den Bosch Ngawi
Padahal, sesuai penuturan pemandu yang menemani saya, bila malam hari sebelum direnovasi, suasana di lingkungan sangatlah mencekam dan penuh dengan cerita mistis.Â
Saat ditanya, pemandu tersebut mengakui bahwa selama tinggal di dalam benteng, pernah ditemani atau didatangi oleh sosok hitam tinggi besar dan setelah itu menghilang.
Konon, menurut kabar, ada 2 sumur sebelah kuno di sebelah selatan dalam benteng yang terlihat masih asli, sudah terpenuhi oleh tanah. Di dalam sumur yang dalam itu, para tahanan yang dibawa masuk ke dalam benteng, dipastikan tidak akan keluar lagi hidup-hidup.
Banyak spekulasi yang mengatakan bahwa mereka semua dimasukan ke dalam sumur-sumur tersebut. Termasuk juga di zaman Pemberontakan G 30 S PKI, tahun 1965, banyak dari mereka yang terlibat dan menjadi korban juga dieksekusi serta dimasukan ke dalam sumur itu kemudian ditutup tanah.Â
Namun semua itu belum bisa dibuktikan kebenarannya dan masih bersifat rumor karena selama ini juga belum pernah dilakukan penelitian secara menyeluruh.
Setelah direnovasi, What's next?!
Melihat nilai sejarah bangunan Benteng Pendem di Ngawi ini dan juga kondisinya yang memprihatinkan meskipun masih berdiri kokoh, namun memang sebaiknya direnovasi dengan berbagai tujuan pengembangan pariwisata dan juga peningkatan ekonomi kreatif para kawula muda.
Bangunan dengan arsitekturnya yang klasik dan eksotis ini mempunyai banyak pilar utama yang besar. Untuk itu perlu direnovasi dan diperkuat untuk menopang agar bangunan di lantai dua tidak mudah roboh.
Bila dibuka untuk umum secara total, Benteng Van Den Bosch ini bisa multi fungsi sebagai museum, tempat wisata bersejarah, lokasi konser musik atau ada festival daerah karena ada lahan lapangan yang sangat luas di depan Benteng yang menghadap ke barat.Â
Fungsi baru dari Benteng Van Den Bosh ini, Â setelah diresmikan yang tentu tanpa mengubah nilai sejarahnya, diharapkan akan mempunyai nilai komersial baru yang mempunyai prospek perekonomian yang bagus bagi masyarakat kota Ngawi.
Pertama. Ekonomi kreatif banyak muncul di sekitar lokasi benteng bila diamati, akan mampu menciptakan lapangan pekerjaan baru dengan adanya banyak Toko jajanan khas kuliner Ngawi, Toko Batik, T-shirt dan souvenir yang berciri khas dari Benteng Pendem tersebut.
Masyarakat sekitar ikut diajak berperan serta aktif dalam menjaga dan merawat Benteng melalui banyak agenda festival yang melibatkan mereka secara langsung bila diadakan di dalam Benteng Van Den Bosch.
Kedua. Perlu juga mengadaptasi apa yang dilakukan oleh Pemerintah Seoul Korea Selatan di Istana Gyeongbokgung, dalam menggerakan pendapatan dari pariwisata di mana banyak festival bernuansa tempo dulu dengan para prajurit yang berkostum masa kolonialiasme serta bersenjata lengkap, meskipun replika, namun akan memberikan daya tarik tersendiri bagi wisatawan.
Baca Juga : Istana Gyeongbokgung dan Jasa Sewa Hanbok, Perlukah ditiru atau diadopsi?
Dengan kegiatan tersebut diharapkan akan banyak wisatawan domestik dan mancanegara  yang datang, khususnya pada hari Sabtu dan Minggu pada saat liburan weekend dengan keluarga.
Saya memperhatikan bahwa banyak dari para pengunjung yang umumnya anak sekolah dan para kawula muda yang saat ditanya mengapa mereka tertarik datang ke Benteng Van Den Bosch?Â
Jawabannya beragam, namun pada prinsipnya ingin mengenal sejarah perjalanan bangsa Indonesia ini dari situs sejarah seperti Benteng di Ngawi ini.
Saya juga merasa sependapat dengan mereka dan bahkan bila berkunjung ke suatu situs bersejarah, hal itu akan membuat rasa ingin tahu saya semakin berlanjut betapa beratnya perjuangan dan pengorbanan rakyat Indonesia dalam merebut kemerdekaan untuk menjadi sebuah Negara yang berdaulat.
Bila ada di lokasi bersejarah, sesekali imajinasi saya ikut berada di masa itu selama beberapa menit dengan membayangkan banyaknya peristiwa dan tragedi yang terjadi di masa penjajahan itu dan hal itu justru menambah rasa nasionalisme semakin tinggi untuk selalu menjaga keutuhan bangsa dan Negara Indonesia tercinta ini.
Terima kasih Remco x Kompasiana yang telah mendukung dan mengajak banyak para penulis dan penliti muda dalam menggali banyak situs peninggalan masa penjajahan Belanda di Indonesia yang mempunyai nilai sejarah tinggi.
Tamat
Artikel ditulis untuk Kompasiana
Ngawi, 8 Desember 2023
Referensi :
- Fort van den Bosch - Wikipedia
- Tiga Fakta Menarik Terkait Benteng Pendem Ngawi – Dinas PUPR Ngawi (ngawikab.go.id)
- Benteng Pendem (Van Den Bosch) Ngawi - Pemerintah Kabupaten Ngawi (ngawikab.go.id)
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI