"Apakah Demokrat telah kehilang kesadaran dan akal sehat?" Pertanyaan wajar pasca berita dimutasikannya Angelina Sondakh dari Komisi X ke III DPR.
Meskipun menurut pernyataan Ketuanya, M. Jafar Hafsah, rotasi anggota fraksi Partai Demokrat adalah hal biasa. Tetapi rotasi kali ini ada yang luar biasa. Bahkan sangat luar biasa!
Pertama, FPD memindahkan M Nazir dari Komisi III ke Komisi XI. Meskipun dibantah, publik punya persepsi bahwa hal ini ada kaitannya dengan perilaku kurang pantas dari M Nasir belakangan ini. Terakhir adalah kunjungan rahasia yang bersangkutan secara diam-diam dan di luar jadwal ke sel Nazaruddin. Meskipun Nasir keuh-keuh mengaku bahwa kunjungan itu dilakukan dalam kapasitasnya sebagai anggota Komisi III, atau kunjungan pribadi ke tempat saudara laki-lakinya ditahan. Namun publik menduga ada misi rahasia yang sedang dilakukan.
Anehnya, setelah memindahkan M Nasir, saudara Nazaruddin, dari Komisi III ke Komisi XI, FPD justru memasukkan Angelina Sondakh dari Komisi X ke Komisi III.
Mengapa aneh? Pada tanggal 2 Pebruari 2012 yang lalu, KPK telah menetapkan Angelina Sondakh sebagai tersangka dalam Kasus Suap Wisma Atlit. Dalam perkembangannya, bukan hal yang mustahil jika statusnya dapat ditingkatkan menjadi terdakwa. Akan tetapi, alih-alih menonaktifkan yang bersangkutan sebagai anggota DPR, FPD malah memindahkan Angie ke Komisi III DPR yang membidangi masalah hukum!
Publik layak bertanya, logika dan pertimbangan apa yang dipakai Fraksi PD, yang kata sang ketua merupakan kepanjangan tangan dari DPP Partai Demokrat, untuk memasukkan seorang tersangka kasus hukum yang sedang diusut KPK ke Komisi III yang membidangi masalah hukum!!!
Sekali lagi, publik layak bertanya: "Apakah gempuran masalah besar yang menimpa partainya SBY ini, telah mengakibatkan para elite dan petinggi partai, kehilangan kesadaran dan akal sehat untuk membuat keputusan penting dan strategis? Apakah FPD sudah kehabisan stok "orang bersih" yang lebih layak untuk menggantikan M Nasir di Komisi III?!"
(E. SUDARYANTO - 150212)
