Mohon tunggu...
Dzikri Faizziyan
Dzikri Faizziyan Mohon Tunggu... Mahasiswa - The cosmos is within us. We are a way for the universe to know itself.

I love writing as much as i love reading. My one and only standard of morality is individual liberty.

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Dunia di Kala Pandemi

2 September 2021   03:22 Diperbarui: 20 Oktober 2021   14:57 275
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Scandinavia at Night (Sumber: nasa.gov)

Kita melihat bahwa keadaan bumi kondisinya dilaporkan membaik selama masa pandemi ini, misalnya lapisan ozon di Antartika sedang dalam perbaikan, dan itu memiliki efek knock-on bagi sirkulasi arus udara, atau Emisi nitrogen dioksida telah menurun secara signifikan yang menjadikan polusi udara sedikit berkurang.

Tapi kita jangan terlena, dan ingat itu terjadi bukan karena kesadaran manusia terhadap kondisi iklim melainkan aktivitas manusia yang terhenti karena Pandemi Covid-19 ini. 

Saya pikir ada yang salah dengan kondisi lingkungan yang membaik ini, banyak manusia yang kehilangan nyawa dan juga berdampak ke kehidupan ekonomi masyarakat. Kita inginkan nantinya, kita dapat beraktivitas dengan normal namun tetap dengan lingkungan yang lebih baik bukan dengan mengorbankan manusia.

Dan yang saya cemaskan, lingkungan yang membaik ini hanya sementara karena setelah wabah berakhir maka aktivitas produksi akan dikejar gila-gilaan untuk mengejar ketertinggalan yang telah terjadi.

Jika dilihat seperti halnya Konsep "Go Green", "Save the Earth" sebenarnya itu BUKAN untuk menyelamatkan bumi, tapi untuk menyelamatkan manusia. Ketika bumi "rusak" (menurut persepsi manusia), bukan bumi yang rugi, tapi manusia.

Mau di bumi ada pohon atau tidak ada pohon, mau di bumi kebakaran semua, kebanjiran, ketutup es, dihantam meteor besar, atau tertutup dantenggelam oleh air laut, Bumi akan tetap ada, berotasi dalam damai di tata surya.

Manusia lah yang akan punah kalau bumi seperti itu.

Maka, manusia menciptakan konsep "Selamatkan Bumi". Padahal yang benar adalah "Selamatkan manusia dengan cara mempertahankan keadaan bumi seperti sekarang ini".

Karena kita, manusia, tidak akan bisa hidup kalau bumi berubah di atas suhu 80C, kita tidak akan bisa hidup di bawah air, kita tidak akan bisa hidup tanpa sumber makanan berupa tanaman atau hewan saat mereka juga mati karena kerusakan ekosistem di sana-sini.

Kita harus mengerti, kita lah yang punya kepentingan untuk "survive", bukan bumi.

Kita harus sadar bahwa kita menghadiahi planet indah ini dengan perubahan iklim, polusi, perubahan suhu yang ekstrem, pengurasan es di kutub, penggundulan hutan, berkurangnya spesies hewan, juga populasi kita meningkat sampai angka yang sangat menghawatirkan, yang mungkin tidak akan bisa bertahan sampai milenium berikutnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun