Mohon tunggu...
Dzikri Amrullah
Dzikri Amrullah Mohon Tunggu... Administrasi - Selamat Datang

Membaca | Menulis | Olahraga Menulis adalah bekerja untuk keabadian - Pram amrullahdzikri7@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Pare Itu Jahat

10 April 2020   05:58 Diperbarui: 10 April 2020   20:05 316
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hakekatnya waktu memang begitu, tak ada yang mampu menghentikan detiknya. Orang bisa menghitung kecepatan air dari hulu ke hilir hingga berhenti ke titik terendah, tetapi lain dengan waktu. Tak ada yang mampu menghitung mesti berapa kali jarum jam itu berputar. Sifatnya senantiasa mengajari manusia untuk tetap tegak maju, jangan sampai berhenti, apalagi mundur, hingga sang pemilik ini mengizinkanya untuk berhenti di tempat peristirahatan yang abadi.

Banyak pepatah yang membicarakan mengenai waktu. Orang-orang barat bilang bahwa waktu adalah uang. Setiap waktu yang terlewatkan dengan percuma, artinya mereka telah kehilangan pundi-pundi uang. Sebaliknya jika waktu itu dimanfaatkan dengan baik, maka pundi-pundi uang siap mengalir ke sakunya, meskipun sebagian bersifat pasive. Orang-orang timur bilang bahwa waktu adalah pedang, sifatnya lebih umum dari uang. Barang siapa yang tidak bisa mengendalikanya maka  kemungkinan kita akan mati terhunus olehnya.

Banyak orang mengingat-ngingat waktu, tetapi tidak sedikit pula orang-orang lupa akan waktu. Sebetulnya waktu tak mesti ditunggu sebagaimana aku menunggu kamu dipersimpangan itu. Sekalipun ia tak ditunggu, kedatanganya akan tiba tepat pada waktunya.

Aku merasa bahwa baru saja kemarin lulus SMA, lagi masa imut-imutnya. Padahal itu sudah berlalu lima tahun lamanya. Sekarangpun aku merasa seperti mimpi, duduk diatas kereta memandang hektaran sawah dipedesaan. Rindangnya pohon berselang pemukiman berkali-kali kulewati. Apa yang sudah kulewatkan bersama waktu? Sepertinya hidup ini begitu singkat. Adakah dulu aku berfikir bahwa saat ini aku sedang menumpangi kereta dengan tujuan akhir stasiun Kediri? Memang waktu berjalan begitu saja. Hanya perasaan yang bilang bahwa waktu itu cepat atau lambat. Sejatinya waktu berjalan sama detaknya.

Pramugari lalu-lalang menawarkan makanan kepada para penumpang. Dia pangku nasi goreng itu diatas baki, berjalan dari gerbong ke gerbong. Parasnya yang cantik itu rupanya sedikit menarik minat pembeli. Aku bukanya tidak tertarik, tetapi persediaan makanan ku nampaknya masih cukup hingga tiba di stasiun tujuan. Sebelum naik, aku sempatkan membeli beberapa makanan di sekitar Stasiun Senen. Lumayan, sedikit hemat bila kubandingkan jikan beli makanan didalam kereta.

Pukul 5 pagi kereta datang di Stasiun Kediri.  Kurang lebih empat belas jam lamanya aku didalam kereta. Badan rasanya seperti robot, begitu kaku dan pegal. Di kereta aku tidak bisa tidur, walaupun ruanganya ber-ac tetapi tempat senderan duduknya cukup datar. Itu sangat menyulitkanku untuk bisa tidur nyenyak. Belum lagi jarak antar bangku yang sangat dekat. Kakiku yang agak panjang sangat sulit untuk bisa selonjoran. Sepanjang perjalanan kakiku seperti membentuk kaki kursi, hanya sesekali bisa selonjoran, paling tidak hanya ganti arah posisi saja.

Ini kali kedua kakiku menginjakan tanah di Jawa Timur  tanah yang memiliki banyak jejak para wali. Diujung jawa timur yang berdekatan dengan pulau Madura terdapat sebuah bukit yang bernama Giri. Disitulah seorang wali yang lebih akrab dikenal dengan nama Sunan Giri dimakamkan. Peran Sunan Giri sangat strategis dalam penyebaran Islam di Tanah Jawa. Jika Sunan Bonang berhasil meraksek memasukan pengaruh Islam ke dalam (Majapahit), sedangkan Sunan Giri berhasil memasukan Islam kepada masyarakat biasa yang tinggal disekitar Kerajaan Majapahit.

Jalanan nampak tidak terlalu padat kusaksikan. Sepanjang perjalanan menuju tempat kursusan hanya beberapa saja ada titik kemacetan, itupun hanya karena lampu merah. Tidak seperti apa yang ada di kota-kota besar. Pohon-pohon yang rindang masih setia menemani disepanjang pinggir-pinggir jalan.

img-20181005-055354-781-5e906d37d541df27ef61b052.jpg
img-20181005-055354-781-5e906d37d541df27ef61b052.jpg
Sekilas tidak ada yang special dari kota ini, namun berkat adanya kampung Inggris namanya mencuat kesegala penjuru Indonesia, bahkan luar negeri. Kampung Inggris menjadi destinasi yang wajib dikunjungi sebagai tempat yang paling jitu untuk belajar bahasa inggris.

Bukan hanya itu, Kampung Inggris merupakan bagian dari perwujudan Bhineka Tunggal Ika. Dari Sabang sampai Merauke berkumpul disini semua. Beragam latar belakang kumpul dalam satu tempat dan menimbulkan keharmonisan yang selalu berdampingan. Layaknya seperti kampus, Kampung Inggris menjadi magnet yang mampu menarik ribuan orang untuk belajar bahasa asing. Jarak yang jauh nampaknya bukan menjadi kendala. Tembok yang nampak membatasi Kampung Inggris  ini tidak berlaku bagi mereka yang memiliki niat, tekad, dan mental. Recommended to all people to study about language and life. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun