Kota Pasuruan yang ramai, berdiri megah sebuah bangunan ibadah yang tak biasa. Masjid Cheng Ho, demikian namanya, menjadi saksi bisu harmonisasi dua budaya besar: Islam dan Tionghoa. Arsitekturnya mencolok, dengan dominasi warna merah, hijau, dan emas, mengingatkan kita pada kuil-kuil klasik di Tiongkok, namun tetap menjunjung tinggi nilai-nilai keislaman.
Sejarah dan Inspirasi Nama
Nama masjid ini diambil dari Laksamana Cheng Ho, seorang penjelajah Muslim keturunan Tionghoa dari abad ke-15 yang dikenal karena misi damainya ke berbagai penjuru dunia, termasuk Nusantara. Cheng Ho bukan sekadar pelaut, ia adalah simbol toleransi dan perdamaian, menjalin hubungan baik dengan banyak kerajaan maritim, termasuk kerajaan-kerajaan Islam di Indonesia.
Semangat inilah yang menginspirasi dibangunnya Masjid Cheng Ho di berbagai daerah, termasuk di Pasuruan, Jawa Timur. Masjid ini mulai digunakan secara resmi pada tahun 2008 dan sejak itu menjadi salah satu ikon religius sekaligus wisata budaya di kota ini.
Arsitektur yang Unik dan Sarat Makna
Masjid Cheng Ho Pasuruan memiliki gaya arsitektur khas Tionghoa yang dipadukan dengan unsur-unsur Islam. Atapnya bertingkat seperti pagoda, dengan ujung melengkung yang menghiasi langit-langit bangunan. Di bagian depan, gapura besar dengan huruf Arab dan aksara Mandarin menandai pintu masuk utama, seolah menyambut semua kalangan dengan hangat.
Dominasi warna merah melambangkan keberanian dan kebahagiaan dalam budaya Tionghoa, sedangkan hijau mewakili kesucian dalam Islam. Kaligrafi ayat-ayat suci Al-Qur'an terukir indah di dinding, berpadu harmonis dengan ornamen bergaya oriental.
Pusat Kegiatan Keagamaan dan Kebudayaan
Masjid ini bukan hanya tempat shalat lima waktu, tetapi juga menjadi pusat kegiatan keagamaan dan sosial masyarakat. Di sini sering diadakan pengajian, kajian lintas budaya, hingga peringatan hari besar Islam yang mengundang umat lintas etnis. Masjid Cheng Ho Pasuruan menjadi ruang perjumpaan antara masyarakat keturunan Tionghoa dan komunitas Muslim setempat.
Tak sedikit wisatawan dari luar kota yang datang untuk melihat keunikan masjid ini. Beberapa bahkan menyebutnya sebagai "jembatan budaya" yang menghubungkan masa lalu dengan masa kini.
Simbol Harmoni di Tengah Perbedaan