Mohon tunggu...
Dzarrotul Muhsinah
Dzarrotul Muhsinah Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Nama : Dzarrotul Muhsinah Al masri Nim : 11140054 PGMI B UIN MALIKI MALANG

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Mari Bermain dan Belajar…

20 Juni 2014   19:07 Diperbarui: 20 Juni 2015   02:59 22
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Setiap anak selalu saja ingin bermain, mereka bahkan sangat betah bermain satu permainan saja beberapa jam dan hampir semua anak selalu senang jika bermain, meskipun permainan itu dilakukan ada ataupun tidak ada alat anak-anak selalu saja senang jika sudah bertemu dengan teman mereka, meskipun tidak ada alat permainan mereka tidak akan kurang akal meskipun hanya bermain jaripun mereka akan sangat senang jika bersama-sama.

Dalam bermain anak mengembangkan dirinya, mengeksplorasi dirinya. Anak-anak mengamati, mengukur, membandingkn, bereksplorasi, meneliti dan masih banyak lagi yang dapat dilakukan anak, mereka tanpa sadar sedang melatih dirinya dalam mengeksplorasikan dirinya.

Beberapa ahli psikologi, Karl Gros mengemukakan bahwa bermain merupakan proses penyiapan diri untuk menyandang peran sebagai orang dewasa. Lazaruz menyatakan bahwa bermain akan membangun kemabali energi yang hilang sehingga diri mereka segar kembali. Dari pandangan di atas menyatakan bermain merupakan proses belajar baik disadari anak ataupun tidak.

Bermain dalam kaitannya dapat dikategorikan menjadi dua jenis :

1.Bermain aktif

Dalam bermain aktif, kesenangan timbul dari apa yang dilakukan individu, apakah dalam bentuk kesenangan berlari atau membuat sesuatu dengan lilin atau cat.

2.Bermain pasif

Dalam bermain pasif (hiburan), kesenangan diperoleh dari kegiatan orang lain. Pemain menghabiskan sedikit energi. Anak-anak yang menikmati temannya bermain, memandang orang atau hewan di televisi, menonton adegan lucu atau membaca buku adalah bermain tanpa mengeluarkan tenaga, tetapi kesenangannya hampirseimbang dengan anak yang menghabiskan tenaganya.

Berikut ini beberapa manfaat dari metode bermain :

1.Manfaat motorik yaitu manfaat yang berhubungan dengan nilai-nilai positif mainan yang terjadi pada fisik jasmaninya anak. Misalnya unsur-unsur kesehatan, keterampilan, ketangkasan, maupun kemampuan fisik tertentu.

2.Manfaat afeksi yaitu manfaat permainan yang berhubungan dengan perkembangan psikologis anak. Misalnya, naluri atau insting, perasaan, emosi, sifat, karakter, watak, maupun kepribadian seseorang.

Tujuan Bermain :

1.Dalam bermain anak mengembangkan sistem untuk memahami apa yang sedang terjadi dalam rangka mengetahui tujuan yang kompleks.

2.Kemampuan untuk menempatkan  perspektif orang lain melalui aturan – aturan dan menegosiasikan aturan bermain.

3.Anak menggunakan  suatu replika untuk menggantikan prodak nyata lalu mereka menggantikan suatu prodak yang berbeda, kemampuan menggunakan simbul termasuk kedalam perkembangan berfikir abstrak dan imajinatif.

4.Kehati –hatian dalam bermain mungkin terjadi karena anak perlu mengikuti aturan permainan yang telah di tentukan bersama teman lainnya.

Fungsi Bermain :

1.Berfungsi untuk mencerdaskan otot pikiran.

2.Berfungsi untuk mengasah panca indra.

3.Berfungsi sebagai media terapi.

4.Berfungsi untuk memacu kreatifitas

5.Berfungsi untuk melatih intelektual

6.Berfungsi utuk menemukan sesuatu yang baru.

7.Berfungsi untuk melatih empati.

Dunia anak adalah dunia kreativitas, sebuah dunia yang membutuhkan ruang gerak, ruang berpikir, dan ruang emosional yang terbimbing dan cukup memadai, sehingga tiga potensi dasar ini akan terus mengantarkan anak pada kemandiriannya yang akan berproses menapaki tangga kedewasaan. Kehilangan dunia anak berarti ancaman bagi punahnya dunia kreativitassosial yang genuine, murni dan alami. Sebab dunia kreativitas juga melibattkan otak, perasaan, dan gerak terhadap sesame, sehingga mengenal otak, perasaan dan gerak masing-masing dalam bermain, dengan begitu anak-anak mengenal sesuatu yang disenangi ataupun sesuatu yang tidak disenangi oleh dirinya.

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun