Mohon tunggu...
Dzaky Fawwaz
Dzaky Fawwaz Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

ekonomi, olahraga dan musik

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Krisis Moneter Tahun 2008

30 Maret 2024   13:55 Diperbarui: 30 Maret 2024   14:14 61
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Krisis moneter global tahun 2008, juga dikenal sebagai Krisis Keuangan Global atau Krisis Subprime, adalah kejadian yang mengguncang perekonomian dunia pada periode tersebut. Krisis ini berawal dari krisis perumahan di Amerika Serikat yang mempengaruhi sektor perbankan dan meluas menjadi krisis keuangan global yang melibatkan banyak negara di seluruh dunia.

Krisis moneter tahun 2008 memiliki latar belakang yang kompleks. Itu berawal dari krisis perumahan subprime di Amerika Serikat, di mana praktek pemberian pinjaman hipotek subprime yang tidak hati-hati menyebabkan banyak peminjam gagal membayar utang mereka. Selain itu, lembaga keuangan mengemas pinjaman hipotek ini ke dalam produk investasi yang kompleks seperti collateralized debt obligations (CDO) dan mortgage-backed securities (MBS), yang sulit dinilai secara akurat. Di samping itu, kebijakan moneter longgar yang diadopsi oleh Federal Reserve AS, dengan menurunkan suku bunga, mendorong pinjaman hipotek yang lebih mudah dan murah. Pertumbuhan pasar derivatif, seperti credit default swaps (CDS), juga berkontribusi terhadap krisis. Ketidakseimbangan ekonomi global, dengan defisit perdagangan Amerika Serikat yang besar dan surplus perdagangan negara-negara seperti Tiongkok, menciptakan ketergantungan pada pinjaman internasional. Gabungan faktor-faktor ini menciptakan gelembung perumahan yang pecah, mengakibatkan keruntuhan perbankan, dan menyebar menjadi krisis moneter global yang mempengaruhi berbagai negara dan sektor ekonomi. Krisis ini mengungkapkan kelemahan dalam sistem keuangan global, praktek yang merusak, dan kurangnya pengawasan yang memadai, serta memicu resesi global yang signifikan.

Krisis moneter tahun 2008 memiliki dampak yang signifikan pada sektor ekonomi di negara-negara lain di seluruh dunia. Berikut adalah beberapa dampak utama yang terjadi:

1. Resesi Ekonomi: Banyak negara mengalami resesi ekonomi akibat krisis tersebut. Permintaan global menurun secara drastis, investasi berkurang, dan tingkat pengangguran meningkat. Negara-negara di Eropa, Amerika Latin, dan Asia termasuk yang paling terdampak. Mereka menghadapi kontraksi ekonomi, penurunan pertumbuhan GDP, dan meningkatnya tingkat pengangguran.

2. Penurunan Ekspor dan Impor: Permintaan global yang menurun mengakibatkan penurunan ekspor bagi negara-negara yang sangat bergantung pada perdagangan internasional. Sektor ekspor, seperti industri manufaktur dan ekstraktif, mengalami penurunan pesanan dan pendapatan yang signifikan. Selain itu, impor juga terpengaruh karena permintaan domestik yang menurun.

3. Keruntuhan Sistem Perbankan: Krisis moneter tahun 2008 telah mengakibatkan keruntuhan beberapa bank dan lembaga keuangan di berbagai negara. Bank-bank terpaksa dilikuidasi atau mengalami nasionalisasi karena kerugian yang besar akibat eksposur terhadap aset yang berisiko. Ini mengganggu aliran kredit dan likuiditas di pasar keuangan, mempengaruhi pertumbuhan usaha dan investasi.

4. Krisis Utang Soberana: Beberapa negara mengalami krisis utang soberana sebagai dampak dari krisis moneter. Kondisi ekonomi yang buruk, penurunan pendapatan, dan peningkatan beban utang menyebabkan negara-negara seperti Yunani, Spanyol, dan Portugal menghadapi kesulitan dalam membayar utang mereka. Mereka memerlukan bantuan finansial dari lembaga-lembaga internasional seperti Dana Moneter Internasional (IMF) dan Uni Eropa untuk menghindari kebangkrutan.

5. Kebijakan Stimulus dan Reformasi: Banyak negara merespons krisis dengan meluncurkan program stimulus ekonomi untuk mendorong pertumbuhan dan menciptakan lapangan kerja. Mereka juga melaksanakan reformasi kebijakan keuangan dan perbankan untuk memperkuat sistem keuangan mereka dan mencegah terulangnya krisis serupa di masa depan. Upaya ini meliputi peningkatan pengawasan perbankan, perubahan dalam regulasi keuangan, dan peningkatan transparansi pasar keuangan.

Dalam rangka mengatasi dampak krisis moneter global tahun 2008, kerja sama internasional juga menjadi penting. Negara-negara bekerja sama dalam rangka stabilisasi keuangan global, penyediaan bantuan finansial, dan perbaikan sistem regulasi keuangan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun