Mohon tunggu...
Dzaky Praja
Dzaky Praja Mohon Tunggu... -

mundur ?\r\nbukan sebuah pilihan untuk reformis sejati ..\r\npilihan kami adalah ... LAWAN !!!

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Artikel Utama

Tumbangnya Kesombongan (K)PSSI

20 April 2015   11:21 Diperbarui: 17 Juni 2015   07:53 541
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Olahraga. Sumber ilustrasi: FREEPIK

Tegang, resah, trenyuh, semangat dan gembira bercampur jadi satu ketika mengikuti perubahan sejarah hari Sabtu yang lalu. Cucu-cucu para pahlawan benar-benar telah menggetarkan dunia dengan aksi heroik mereka untuk memperjuangkan kebenaran. Surabaya benar-benar menjadi paku bumi patriotisme bagi negeri ini.

Puncaknya saat rilis pembekuan (K)PSSI oleh Kemenpora yang berbarengan dengan KLB (K)PSSI yang sedang berlangsung, gemuruh pro dan kontra pembekuan mewarnai gelora suporter-suporter superhero di seantero negeri dan jagad maya.

Bermacam pemahaman muncul terhadap pembekuan tersebut, bagi yang pro, sangat mudah memahami keputusan Kemenpora tersebut, tapi bagi yang kontra, sampai saat ini masih gagap paham dengan keputusan Kemenpora tersebut terutama bagi (K)PSSI dan para loversnya.

Logika Mudah dibekukannya (K)PSSI

PSSI telah terdaftar dan dikukuhkan sebagai anggota FIFA pada saat kongres FIFA di Helsinski pada tanggal 1 Nopember 1952 (sumber : pssi.org), sehingga sejak terdaftar sebagai anggota maka PSSI berkewajiban untuk mematuhi segala aturan dan produk hukum FIFA (statuta).

Tetapi ingat, PSSI juga terdaftar sebagai badan hukum sebagaimana SKep Menkeh R.I No. J.A.5/11/6 tanggal 2 Februari 1953, tambahan Berita Negara No. 18 tanggal 3 Maret 1953 (sumber : pssi.org). Itu artinya bahwa legalitas PSSI diakui sebagai produk hukum negara sehingga PSSI harus tunduk dan patuh pada hukum Indonesia sebagaimana badan hukum yang lain.

Jelas ? Logikanya mudah.

PSSI itu sebuah organisasi istimewa yang mempunyai 2 (dua) induk lembaga. Pertama, sebagai anggota FIFA, maka jelas PSSI harus tunduk dan patuh terhadap semua aturan dan produk hukum FIFA (statuta). Kedua, sebagai badan hukum yang mewakili dan diakui negara, maka PSSI juga harus tunduk dan patuh kepada negara dimana dia mendapatkan pengakuan sebagai produk negara.

Jadi PSSI dalam menjalankan aktivitas keorganisasiannya harus bersinergi dan berkerjasama dengan Pemerintah Indonesia tanpa menabrak statuta FIFA sebagaimana organisasi sepakbola di negara lain.

Mudah kan ?

(K)PSSI Tidak Mengakui Negara

Tetapi kemudian ternyata (K)PSSI tidak pernah dan tidak mau disentuh oleh kedua lembaga induk mereka sendiri. Seolah-olah berlindung dengan 'statuta FIFA' mereka memiliki 'aturan' sendiri untuk tidak patuh kepada kedua lembaga tersebut.

Sebenarnya, apa yang dilakukan Kemenpora adalah buah dari kesalahan mereka sendiri. Seandainya (K)PSSI mau mematuhi regulasi FIFA tentang klub-klub profesional, maka pastinya Kemenpora tak akan mengambil tindakan untuk meluruskan mereka.

Pembekuan (K)PSSI adalah opsi terakhir dari beberapa surat peringatan yang dikeluarkan Kemenpora kepada (K)PSSI. Tapi ternyata (K)PSSI masih juga menyalahkan Kemenpora yang seolah langsung memberikan hukuman tanpa berkomunikasi terlebih dahulu dengan mereka.

Jangan salah, sebenarnya sejak rekomendasi BOPI sampai dengan surat peringatan-surat peringatan yang dikeluarkan oleh Kemenpora adalah bentuk komunikasi resmi negara kepada (K)PSSI. Tapi seperti bertepuk sebelah tangan, komunikasi-komunikasi lembaga negara tersebut tak pernah digubris oleh (K)PSSI seolah tak mau mengakui keberadaan negara yang menaungi mereka. Lagi-lagi malah menggertak dengan sanksi FIFA.

Sanksi FIFA Menghantui

Mau tidak mau, dengan jatuhnya hukuman Kemenpora terhadap (K)PSSI pasti akan menarik perhatian FIFA sebagai induk olahraga yang menaungi PSSI. Jika benar sanksi dari FIFA turun, maka itu bukanlah kiamat sebagaimana digembar gemborkan mereka selama ini. Memang untuk kegiatan yang berbau FIFA dan luar negeri, maka perwakilan Indonesia (mungkin) tidak akan bisa mengikutinya, tapi geliat sepakbola dalam negeri masih bisa berjalan sambil membenahi carut marut pengelolaan dan kompetisinya.

Perjuangan Belum Selesai

Salut untuk Arek Bonek 1927 yang menjadi poros perjuangan dan superhero bagi seluruh elemen sepakbola negeri ini. Begitu juga untuk kelompok-kelompok suporter lain pendukung revolusi, kalian semua hebat.

Jangan lelah dan dan terlelap dalam euforia, tetap mengawal hasil yang mulai mencerahkan ini. Terutama untuk Arek Bonek 1927 yang akan mengawal gugatan klub kesayangan mereka, jangan lengah dan tetap jaga kejernihan cita-cita kalian karena kalianlah barometer perjuangan selama ini.

Jangan lupa pula, kawal terus pembenahan sepakbola negeri ini, terutama saat pembentukan tim transisi maupun terbentuknya pengurus sepakbola yang baru, jangan sampai masuk angin seperti yang lalu hanya karena terus digoyang oleh rezim lama.

Untuk sepakbola Indonesia yang bersih, sportif, bebas dari mafia dan politik, tetaplah semangat dan .... LAWAN !!!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun