Mohon tunggu...
Bang Pray
Bang Pray Mohon Tunggu... Freelancer - Educator, Microsoft Inovative Educator, Writer

Pengajar dan pendidik yang menginginkan perubahan pendidikan yang lebih baik, sebagaimana konsep pendidikan Islam dalam waktu yang singkat menghasilkan orang-orang yang hebat. Tertarik pada teknolgi informasi, aplikasi android, teknologi pendidikan.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

7 Kaidah Alam dan Syariat yang Wajib Kamu Ketahui agar Terasa Ringan Saat Hadapi Musibah atau Cobaan

7 April 2020   21:54 Diperbarui: 7 April 2020   22:14 309
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Manusia hidup di dunia ini tidak bisa lepas dari musibah dan cobaan. Sebab musibah merupakan salah satu ujian yang diberikan oleh Allah kepada setiap manusia. Tidak ada manusia yang tidak mendapatkan ujian dari Allah baik berupa musibah maupun kenikmatan. Sebab kenikmatan juga merupakan ujian dari Allah. 

Sanggupkah ia menerima nikmat? Apa dia termasuk orang yang bersyukur ataukah orang yang kufur? Sementara musibah juga merupakan ujian dan cobaan dari Allah. Bagaimana caranya supaya saat kita menerima cobaan berupa musibah dari Allah terasa ringan? Agar musibah dan cobaan yang menimpa terasa ringan maka kita harus memahami kaidah-kaidah alam dan syariat tentang cobaan dan musibah.

Pertama, Tentang sunnah perubahan, perpindahan, dan pergantian keadaan. Yaitu bahwa Allah menetapkan adanya dua hal yang berlawanan. Jika sesuatu telah mencapai pada batasnya, maka dia akan berbalik pada hal yang berlawanan dengannya. Contohnya malam jika telah melewati batas ketentuannya  dan menyelesaikan batas perputaran maka fajar akan terbit menggantikannya. 

Sebaliknya jika siang telah menyelesaikan batas waktu yang sudah ditetapkan maka akan diganti oleh malam. Ini umum berkaitan dengan jam, hari, minggu, bulan, tahun, musim dalam setahun, musim panen, buah, hamil, sehat, sakit, berkuasa, kaya, fakir, miskin, sulit, mudah, gembira, sedih, senang, berkumpul dan berpisah, cinta dan benci, mulia dan hina, sukses dan gagal, serta sifat-sifat maupun keadaan lainnya.

Manfaat yang dapat kita petik dari hukum yang pasti ini adalah kesimpulan bahwa kesulitan itu tidak terjadi terus-menerus, bahkan cepat hilang dan sirna. Kesulitan pasti akan berubah menjadi kemudahan dan kelapangan. "Inna ma'al 'usri yusra"(Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan). Jadi saat menghadapi kesulitan dan kesusahan hidup yakinlah itu tidak akan lama. 

Kedua, Penderitaan-penderitaan pada awalnya besar kemudian mengecil, kepedihan yang dibawa oleh penderitaan tidak akan berlangsung lama. Seperti sebuah luka terkoyak dan terburai berangsur-angsur mengecil dan menyusut akhirnya sembuh dan menghilang. Siapa yang tertimpa musibah janganlah mengira bahwa musibah itu akan menimpanya terus-menerus. Pedihnya penderitaan ibarat tamu yang meninggalkan rumah, sosoknya berangsur-angsur menjauh dan tampak mengecil akhirnya menghilang. 

Barangsiapa yang diperlakukan dengan lembut oleh Allah swt, maka Allah menjadikan jiwanya mampu berinteraksi dengan berbagai penderitaan meskipun disertai dengan seikit kesulitan, dan mampu menjalani meskipun dengan kelelahan karena musibah  itu tidak menimpa untuk membinasakan hamba seperti kematian yang membinaskannya, tetapi musibah menimpa sebagai penyaringan, ujian, pengajaran, penyucian, pengampunan dan pelajaran.

Ketiga, Seandainya bukan kerena penderitaan kenikmatan tidak diketahui dan kenyamanan serta kesehatan tidak dapat dirasakan. Sebab, kenikmatan akan terasa nikmat dan manis saat telah merasakan penderitaan dan kepedihan. Seandainya seseorang tidak pernah tertimpa penderitaan niscaya ia tidak dapat merrasakan nikmat yang ada padanya, dan mungkin ia akan dirundung rasa jemu, jenuh dan bosan lupa terhadap kebaikan yang ada padanya, dan lalai terhadap nikmat yang dimilikinya.

Keempat, hal-hal yang dapat meringankan beban musibah  adalah setiap hari yang dilalui berarti dia telah melepaskan sebagian ujian dari tanggungjawabnya serta mendekatkannya pada jalan keluar. Karena masa ujian terbatas oleh waktu tertentu dan ajal yang ditetapkan oleh Allah swt. Saat waktunya telah habis maka ujian akan berlalu.

Kelima, Allah berhak menentukan pilihan apa yang akan terjadi, dan Allah memiliki hikmah secara mutlak berkaitan dengan apa yang telah terjadi. Sesungguhnya setiap yang ditakdirkan bagi seorang muslim baik itu berupa kebaikan dan keburukan, itu semua baik baginya. Dalam hal ini Syaikh Ibnu Taimiyah berpendapat bahwa hal itu berlaku umum hingga menyangkut kemaksiatan-kemaksiatan yang telah ditakdirkan oleh Allah atas hamba-hamba-Nya, dengan syarat segera bertobat, menyesal,memohon ampun, dengan hati yang luluh.

Tapi yang harus kita ketahui tidak semua ujian yang menimpa itu akan membuatnya dapat mengetahui rahasia kebaikan dan kemaslahatan yang dikandungnya, karena hal itu bukan urusannya, namun merupakan urusan Zat Yang Maha Lembut dan Maha Mengetahui. Kita hanya bisa menerima dan berserah diri. Dan harus kita ingat,

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun